SEMARANG (SUARABARU.ID) Dugaan penipuan berkedok arisan online dan investasi di Semarang, yang diberi nama MD Arisankuy dengan hasil tinggi, minimal 20 persen dari modalnya dan dikelola oleh perorangan kembali terjadi, dengan korban ratusan orang dengan jumlah kerugian bervariasi, hingga total mencapai Rp 5 Miliar.
Menurut AL, (27), yang tinggal di sekitar Unnes Gunungpati, Kota Semarang, pengelola arisan itu bernama Mahardika S (26) warga Selokaton, Sukorejo, Kabupaten Kendal dan pernah tinggal di Sampangan, Kota Semarang dan memiliki salon kecantikan bernama MD Last Extension di Ruko Jalan Menoreh Raya, Sampangan, Kota Semarang dan pernah membuka kursus kecantikan.
“Saya sudah kenal (pengelola arisan) dari (tahun) 2017, kira-kira mungkin sudah 5 tahunan ya. Tidak pernah ada masalah, tidak pernah ada konflik, tidak pernah ada macam-macam Terus tiba-tiba dia nawari lelang arisan ini. Saya kenanya sekitar Rp 8 juta,” jelasnya kepada awak media didampingi korban-korban lainnya, di Polrestabes Semarang, Kamis (27/10/2022).
Dengan investasi sebesar Rp 8 juta, lanjut AL, akan diberikan hasil sebesar Rp 10 juta dengan jangka waktu selama kurang lebih 2 minggu. Dan sebelum bergabung, saat ditawari arisan online pada bulan Mei 2022 lalu, AL juga sudah konfirmasi ke berbagai pihak, salah satunya ke mantan pacar Mahardika berinisial D dan infonya lancar-lancar saja.
“Pada bulan Mei 2022, di sini ada chattingnya bukti terlampir, soal lelang arisan pada hari Jum’at (13/5/2022) senilai Rp 8 juta dapat Rp 10 juta pada 31 Mei 2022. Ya sekitar 2 Minggu, saya transfer tanggal 15 Mei 2022. Terus Saya kan sempat ragu juga ya sebenarnya dan sempat cari informasi ama mantan pacarnya (D), terus dijawab dulu tidak ada masalah. Dari jawaban itulah menjadi dasar Saya untuk ikut gabung,” urainya.
Begitu juga yang disampaikan korban lainnya Mdl (24) warga Boja, Kendal, korbannya diperkirakan ada ratusan orang yang berasal dari berbagai daerah, tidak hanya dari Kota Semarang tapi juga berasal dari Indonesia Timur, yaitu Papua. Dan jumlah kerugiannya masing-masing korban bervariasi, ada yang hilang Rp 8 juta, Rp 11 juta, Rp 20 juta hingga Rp 900 juta, sedang untuk yang joint atau yang ikut arisan, dibuatkan atau dimasukkan ke grup WhatsApp (WA) untuk komunikasi.