blank
Sekda Adi Waryanto. Foto: eko

KOTA MUNGKID(SUARABARU.ID) – Tingkat inflasi di Kabupaten Magelang saat ini masih terkendali. Itu berkat kerja sama antar lembaga, baik TNI, Polri, BPS, Bulog, Dinas Perdagangan dan beberapa lembaga terkait lainnya termasuk Dinas Pertanian dan Pangan.

Hal tersebut disampaikan oleh, Sekretaris Daerah Kabupaten Magelang, Adi Waryanto, usai mengikuti Rakor Pengendalian Inflasi di daerah, secara virtual di ruang Command Center, Setda Kabupaten Magelang, Senin (24/10/2022).

Sekda mengatakan, secara nasional angka inflasi di Indonesia saat ini berada di angka 5,95. Sementara untuk di Kabupaten Magelang masih di bawah angka itu. Terkendali karena telah melakukan langkah-langkah. Antara lain dengan mengalokasikan dana belanja tidak terduga untuk Bansos atas dampak kenaikan BBM.

“Dengan dana itu kita bisa memberikan kontribusi agar inflasi di Kabupaten Magelang terkendali,” ungkap, Adi Waryanto.

Adi menjelaskan untuk inflasi di Jawa Tengah hanya ada enam wilayah yang dihitung oleh BPS, tidak termasuk Kabupaten Magelang. Yakni Cilacap, Purwokerto, Kudus, Kota Surakarta, Kota Semarang, dan Kota Tegal.

Sesuai arahan dari BPS, lanjutnya, angka inflasi di Kabupaten Magelang rujukannya adalah Purwokerto. Menurut BPS, karakteristik perekonomiannya mirip dengan Kabupaten Magelang.

“Di Purwokerto angka inflasinya cukup baik. Angkanya turun dan cukup bagus di bulan September,” jelasnya.

Lebih detail Adi menerangkan, dengan adanya inflasi akan sangat berdampak pada ketersediaan bahan pangan dan bahan pokok, sehingga nilai ataupun harganya akan mengalami kenaikan. Itu akan mempengaruhi daya beli masyarakat, termasuk kenaikan harga BBM.

“Jangan sampai nanti daya beli masyarakat lemah dan harapannya kelompok-kelompok tertentu bisa mendapatkan Bansos seperti kalangan transportasi, peternak, petani ikan,” katanya.

Karena Kabupaten Magelang memiliki karakteristik pada pertanian, maka diharapkan masyarakat terus meningkatkan produksi hasil-hasil pertanian yang ada. Baik itu pangan atau komoditas yang lain.

Untuk masyarakat yang memiliki halaman yang terbatas bisa memanfaatkan sistem hidroponik, memanfaatkan polibag dan sebagainya untuk menanam tanaman pangan yang tidak perlu memakan tempat atau lahan yang luas.

“Paling tidak bisa memproduksi sendiri, seperti menanam cabai dan yang lainnya,” harapnya.

Eko Priyono