blank
Plt. Kepala Disdikpora Kabupaten Jepara Ali Hidayat.

JEPARA(SUARABARU.ID) – Pemerintah Kabupaten Jepara berencana membuka sebuah sekolah menengah pertama (SMP) baru berstatus negeri di Kecamatan Mlonggo. Meski direncanakan mulai menerima murid baru pada awal tahun pelajaran 2023/2024, hingga saat ini sekolah yang disiapkan menjadi SMP N 2 Mlonggo itu belum mendapat lokasi pasti.
“Lokasinya masih kami cari. Tapi yang pasti, anggarannya sudah kami siapkan. Tahun pertamanya, ya, tahun 2023 sebesar Rp800 juta. Itu untuk SMPN 2 Mlonggo. Kami sudah melakukan kajian kelayakan dan memang Mlonggo butuh SMP baru,” kata Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Jepara Ali Hidayat, Senin (3/10/2022) saat dihubungi via pesan WA.
Menurut Ali Hidayat, penganggaran dilakukan multi years. Anggaran pertama tahun 2023 sebesar Rp800 juta itu disiapkan untuk lahan serta gedung dan sarana-sarana pertama.
“Yang harus ada sejak awal kan misalnya ruang kelas 1, ruang guru, dan kantor. Selanjutnya akan dipenuhi bertahap,” tambah Ali Hidayat.
Terpisah, Kepala Bidang SMP Ahmad Nurrofiq mengatakan, terdapat setidaknya dua pertimbangan dalam menentukan lokasi SMP N 2 Mlonggo, yaitu zona dan pengembangan.

blank
Kabid SMP Ahmad Nurrofiq

Terkait zona, satu-satunya SMP negeri di kecamatan tersebut, yakni SMP N 1 Mlongo, berada di Desa Suwawal. Daya tampung sekolah baru menjangkau lulusan SD dari sisi barat daya kecamatan Mlonggo, yakni anak-anak dari sisi barat Desa Suwawal, Desa Mororejo, Desa Sinanggul, dan sisi barat daya Desa Jambu.
Dengan fakta itu, lokasi ideal SMP baru berada di wilayah timur laut sampai utara Kecamatan Mlonggo. Misalnya di Desa Srobyong, Sekuro, atau Karanggondang. Sekolah baru diharapkan menjangkau lulusan SD dari Desa Jambu Timur, Srobyong, Sekuro, Karanggondang, dan Jambu.
“Pertimbangan kedua terkait pengembangan. Idealnya sebuah SMP negeri memiliki lahan seluas 1,5 hektare. Jadi anggaran bertahap pada tahun berikutnya bisa untuk menambah luas lahan sekolah dan sarana lanjutan yang dibutuhkan,” kata Nurrofiq.
Berdasarkan kajian kelayakan, dalam tiga tahun pelajaran ke depan, terdapat hampir 300 lulusan SD/MI di Kecamatan Mlonggo yang berpotensi tidak tertampung di SMP/MTs. Jumlahnya, berturut-turut 296 siswa tahun 2022/2023, lalu 254 tahun pelajaran berikutnya, dan 300 siswa tahun pelajaran 2024/2025.

Hadepe