blank
Haul Auliya Daeng Krapyak ( Foto: Gunboi)

JEPARA (SUARABARU.ID) – Serangkaian acara Haul Auliya Daeng Krapyak Jepara telah dilaksanakan oleh panitia dan pengurus makam, yang puncaknya adalah pengajian akbar Sabtu  (1/10) malam (1/10).  Auliya Daeng adalah salah satu tokoh  yang turut berjuang membela Negara dan syiar agama Islam.

Pengajian diawali dengan pembacaan Maulid Al Habsyi oleh Habib Muhsin Bin Muhammad Bin Yahya dan Habib Aly Ba’agil yang diiringi musik rebana Laskar Musthofa Krapyak.

Camat Tahunan Nuril Abdillah S. STp, M.M. saat memberikan sambutan mengungkapkan Sayyid Muhammad disamping ulama juga pejuang, Kita sebagai pemuda patut berbangga karena di desa Krapyak ada ulama besar. “Karena itu  kita tidak boleh melupakan jasa beliau,” ungkapnya.

blank
Pengajian akbar ini diisi oleh KH Mahbub Junaidi dari desa Tegalsambi (Foto: Gunboi)

Sementara Abdul Rosyid sebagai perwakilan dari panitia, pengurus, perwakilan Pemerintah Desa, sekaligus NU Ranting Krapyak juga menyampaikan rasa syukurnya atas terselenggaranya peringatan Haul Auliya Daeng ini.

“Warga Krapyak seharusnya bersyukur dengan adanya makam Auliya Daeng ini. Kita semua tahu bahwa Krapyak sejauh ini insyaallah aman aman saja tidak ada gejolak yang begitu berarti, salah satunya mudah-mudahan berkat karomah dari beliau para habaib yang ada di kompleks makam Auliya Daeng ini,” ujarnya

blank
Camat Tahunan Nuril Abdillah (Foto: Gunboi)

Menurut  Sulaiman, pengurus makam Daeng mereka ini menyebut diri sebagai jongos bukan abdi yang mendapat tugas langsung dari Habib Lutfi untuk merawat dan nguri nguri makam Auliya Daeng. Dulu daerah ini sangat rungket dengan hutan belantara, tempat bersembunyi para preman. Tapi ternyata tersimpan sejarah yang sangat besar.

Oleh karena itu, kami berharap kepada pemerintah desa lewat PLH Petinggi Krapyak Saroni untuk terus mendukung dan ikut andil dalam nguri nguri warisan desa Krapyak ini.

blank
Warga antusias ikuti pengajian dalam rangka Haul Auliya Daeng Krapyak (Foto: Gunboi)

Pengajian akbar ini diisi oleh KH Mahbub Junaidi dari desa Tegalsambi. Pada kesempatan tersebut ia mengungkapkan  tugas kita adalah berlomba lomba mencari ridho Allah SWT . “Disaat kita mendapat ridho Allah insyaallah ridho manusia akan kita dapatkan,” ujarnya.

Karena itu ia mengajak warga untuk mencontoh  para Auliya. “Ternyata untuk mendapat ridho tidak hanya cukup sholat, puasa, dan wirid. Tapi ikut berjuang membela negara dan menegakkan agama Allah,” terang KH Mahbub Junaidi. Setiap kebaikan tidak pernah terkubur. Salah satu bekal yang kita bawa di akhirat nanti adalah amalan / kebaikan yang disertai dengan keikhlasan, tambahnya

Menurut KH Mahbub Junaidi,  kita ini harus punya rasa terima kasih kepada para sesepuh yang telah meninggalkan kita, termasuk kepada Auliya yang telah berjuang dimasa lalu. Kita pun juga harus berterima kasih kepada kedua orang tua, karena berkat beliau-beliau lah kita bisa hidup sampai dengan saat ini. “Wujud terima kasih dengan cara merawat dan mendoakan beliau yang telah berjasa dalam hidup kita,” ujarnya

Oleh sebab itu ia mengajak warga tafakur (mikir-mikir). Muhasabah atas diri kita, yang semakin tua semakin mendekati sisa umur kita. Harta benda yang kita peroleh, sebaiknya kita amalkan, sedekahkan untuk kebermanfaatan sesama sebagai bekal kita diakhirat kelak.

Haul ini sebagai momentum kita sebagai pengingat bahwa kita kelak juga akan mati. “Kalau sudah begitu, sudah selayaknya kita ikut berjuang membela negara dan menegakkan agama Allah, bersedekahlah dengan apa yang kita punya, beramallah yang baik demi mendapatkan ridho Allah,” ajaknya

Hadepe – Gunboi