Oleh: Amir Machmud NS
// karena kami menghormati/ maka kami memercayai/ tuah pun telah kau alirkan/ ke dalam nadi kebanggaan kami…//
(Sajak “Shin Tae-yong”, 2022)
NAMA Shin Tae-yong identik dengan kepercayaan diri. Dan, sisi itulah yang secara efektif telah ditransformasikan sebagai “komunikasi mental” oleh pelatih asal Korea Selatan tersebut ke tim nasional sepak bola kita.
Dia memang belum memberikan trofi juara kepada Tim Garuda dan Garuda Muda. Dia masih mengejar laju kompatriotnya, Park Hang-seo yang telah mengantar Vietnam meraih piala di sejumlah event.
Prestasi STY sejauh ini masih bersifat “non-trofi”, mengantar tim senior dan tim U19 lolos ke putaran final Piala AFC 2023. Capaian tersebut menjadi istimewa, karena Asnawi Mangkualam dkk menyisihkan tim-tim kuat. Perlahan-lahan, posisi Indonesia dalam peringkat FIFA pun menapak naik.
Sukses Tim Senior dalam Pra-Piala Asia di Kuwait City dan keberhasilan Muhammad Ferrari cs untuk kelompok usia 19 lebih termaknai sebagai progres membangun konfidensi dan menepis inferioritas. STY mulai membawa timnas naik kelas.
Tim Senior baru saja menundukkan Curacao 3-2 dan 2-1 dalam matchday FIFA, 24 September dan 27 September. Tim dari Zona Amerika Tengah itu menempati peringkat 84 FIFA, sedangkan Indonesia urutan ke-155.
Sementara itu, Tim U19 memukul balik Vietnam 3-2 — seteru utama di Asia Tenggara — setelah sempat tertinggal 1-2.
Determinasi Tinggi
Tim Senior dan Tim U19 bermain dengan determinasi tinggi. Tak ragu kita menyebut performa ini merupakan bagian sukses awal Shin Tae-yong membangun timnas.
Disiplin dalam penempaan fisik dan pola makan, ditambah karakter pantang menyerah, menjadi hari-hari para pesepak bola kita di bawah coach Shin. Performa yang tampak secara ekstrem adalah peningkatan daya juang, stamina, dan sikap ngotot.
Dalam laga melawan Curacao yang diperkuat banyak pemain berpengalaman liga-liga Eropa, Pratama Arhan dkk tidak inferior. Anak-anak Garuda tak terintimidasi postur tinggi dan permainan keras lawan. Bahkan dalam dua laga di Gelora Bandung Lautan Api dan Stadion Pakansari itu, Curacao-lah yang kaget menghadapi permainan umpan pendek cepat Indonesia.
Pergerakan-pergerakan Witan Sulaeman, Saddil Ramdani, Yacob Sayuri, Dimas Drajat, atau Marcellino Ferdinand tampak menyulitkan Cuco Martina cs.
Transformasi Mental
Nyata benar Shin Tae-yong membawa transformasi mental ke timnas kita.
Standar permainan menapak naik. Sedikitnya dia menanamkan kesadaran tentang kesiapan mutlak fisik, yang antara lain dibentuk dari disiplin gizi dan pola makan.
Daya juang ditransformasikan sebagai sikap bermain, dan itu terasa dari mentalitas bangkit setelah tertinggal skor, baik untuk Tim Senior maupun Tim U19.
Transformasi sikap bisa diterapkan, karena para pemain punya rasa hormat kepada STY. Tanpa “ketakziman” kepada pelatih, tak mungkin para atlet yang notabene adalah “anak” atau “murid” bisa menyerap dan “mengamalkan” ilmu.
Atlet adalah juga “seniman”, yang terkadang membutuhkan pendekatan khusus. Nah, sikap respek yang juga diperlihatkan coach Shin kepada para pemain tampak membantunya mendapat imbangan rasa hormat pemain kepadanya.
Reputasi STY di Liga Korea dan timnas Taeguk Warrior di Piala Dunia 2018, memosisikannya sebagai sosok yang punya “posisi tawar respek” tinggi. Dialah yang dengan strateginya membawa Son Heung-min dkk mengalahkan juara bertahan Jerman 2-0, dalam pertandingan yang disebut-sebut “sulit dijelaskan dengan ilmu pengetahuan”.
Coach Shin membawa “rasa” baru dalam mentalitas timnas: dari pembentukan fisik sebagai basis sikap profesional pemain bola, etos kerja, hingga membuang inferioritas. Setelah dua kali mengalahkan Curacao, dia sebut Rachmat Irianto dkk bermain dengan “satu rasa”.
Serapan sikap itulah yang kita harapkan mewujud ke performa lebih dahsyat, baik di Piala AFF 2022, Piala Asia 2023, Piala Asia U20 2023, dan Piala Dunia U20 2023.
Bukankah wajar jika publik sepak bola kita mulai menyuarakan agar PSSI mempertahankan Shin Tae-yong setelah kontraknya selesai pada 2023?
— Amir Machmud NS; wartawan suarabaru.id, kolumnis sepak bola, dan Ketua PWI Provinsi Jawa Tengah —