Salah satu dari lima pemateri yang hadir adalah Dimas A.R. Pear (Spesialis Dukungan Bisnis SKK Migas) yang memaparkan peran kegiatan hulu migas dalam pemenuhan kebutuhan energi Indonesia kepada sekitar 140 mahasiswa UNUD.
Menurut Dimas, publik jarang mengetahui seluk beluk industri hulu migas. “Meskipun produk olahan yang bersumber dari minyak dan gas hasil dari industri hulu migas banyak dinikmati oleh masyarakat, misalnya bahan bakar minyak (BBM) ataupun gas dan listrik, namun tak banyak yang memahami seluk beluk industri hulu migas ini,” katanya.
Selain itu, Dimas juga menyampaikan tentang event terbesar SKK Migas yaitu 3rd International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas 2022 (IOG Convention).
IOG convention adalah kegiatan konvensi berskala internasional yang diselenggarakan oleh SKK Migas dengan mengusung tema “ Boosting investment and Adapting Energy Transition Through Stronger Collaborations ”.
Kegiatan ini didukung kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) dan para pemangku kepentingan yang akan diselenggarakan pada 23-25 November 2022 di Bali.
Sementara itu, Hanip Suprapto, Manager PGA KKKS KEI menjelaskan tentang Profil dan Sumbangsih KKKS KEI untuk Negara dan Masyarakat sekitar wilayah operasi, Ali Aliyudin, Relations Specialist HCML, menjelaskan tentang overview blok madura strait dan rencana program pemberdayaan masyarakat (PPM) ke depan.
Kemudian Andes Leo Purnomo, Assistant Manager Cepu Petroleum Engineering PT Pertamina EP Field Cepu Zona 11 menjelaskan tentang Upstream Business & Field Cepu Overview; dan bauran energi sampai dengan tahun 2050.
Edy Purnomo, Manager JTB Site Office & PGA menjelaskan tentang Overview PT Pertamina EP Cepu & Kontribusi Blok Cepu untuk wilayah sekitar operasi.
Pemaparan para narasumber ini mendapat respons yang luar biasa dari peserta kuliah umum. Dibuktikan dengan antusiasme peserta menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh narasumber dan banyaknya pertanyaan yang disampaikan dengan secara kritis oleh peserta terkait dampak industri migas terhadap lingkungan dan masa depan industri hulu migas tersebut.
Sesi tanya jawab ini memberikan ruang kepada SKK Migas dan KKKS untuk menyampaikan kesiapan industri hulu migas Indonesia menghadapi perubahan zaman dan masa depan.
Sinergi dan kolaborasi yang terjalin antara pemerintah, industri, dan akademisi dapat menciptakan kecocokan inovasi dan nilai kreasi, yaitu kolaborasi dan sinergi antara dunia akademik dan pemerintah mendorong terus adanya riset terbaru, saran-saran berbasis analisis ilmiah, serta disiplin ilmu yang mendasari setiap kebijakan.
Sedangkan kolaborasi dan sinergi antara dunia akademik dan industri berperan dalam perkembangan teknologi dan pertumbuhan ekonomi di masa yang akan datang.
Rls-wied