blank
Sudartomo, Kepala Seksi Produksi dan Agrowisata menjelaskan jenis kayu di hutan BKPH Medang, Blora. Foto: Kudnadi Saputro Blora

BLORA (SUARABARU.ID) – Untuk pertama kalinya siswa Sekolah Menengah Kejuruan Kehutanan (SMKK) Negeri  Manokwari Papua Barat melakukan praktik tebangan jati di petak penjarangan 116E luas 9,23 hektar Resor Pemangku Hutan (RPH) Sendangharjo, Bagian Kesatuan Pemangku Hutan (BKPH) Medang, Kecamatan Blora Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Senin (5/9/2022).

Administrator KPH Mantingan, Ir. Marsaid melalui Kepala Seksi Produksi dan Agrowisata Sudartomo menyampaikan bahwa untuk tebangan jati beda dengan tebangan kayu Rimba.

“Hutan di Jawa juga beda jauh dengan hutan di Papua. Oleh karena yang dikelola Perhutani itu hutan jati produksi peninggalan zaman Belanda,” jelas Sudartomo.

Lebih lanjut Sudartomo menerangkan bahwa tebangan yang dilakukan itu ada berbagai macam,  mulai dari tebangan E (tebangan  penjarangan) tebang B (tebangan habis kayu basah)  ada juga tebangan D2 Kam (tebangan keamanan atau pun bencana alam),” tutur Sudartomo di depan Siswa SMKKN Manokwari.

Kayu Jati Mebeler dan Rumah

Dikatakan, kegiatan teori berlangsung hanya 30 menit dan selanjutnya siswa dibawa langsung oleh Kasi Produksi ke Tebangan E di petak 116 E untuk langsung melakukan praktik tebangan penjarangan. Siswa juga di ajari cara mematikan pohon yang dimatikan dalam 1 hektar di area penjarangan.

“Kegiatan tebangan dibagi dalam tiga kelompok yang masing-masing kelompok bertanggung jawab dengan 1 pohon yang di tebang serta diukur untuk dipotong,” kata Kepala Seksi Produksi dan Agrowisata.

Pada kesempatan itu, salah satu siswi SMKK Negeri Manokwari, Cleopatra mengatakan bahwa ia sangat senang dengan kegiatan praktik tebangan yang siang ini dilakukan di hutan Medang, Blora Jawa Tengah ini.