blank
Para peserta pengajaran BIPA tingkat pemula (Foto: BIPA)

SOLO (SUARABARU.ID) –  Secara umum, pengajar Bahasa Indonesia Penutur Asing (BIPA) adalah duta bahasa di Indonesia. Maka, pengajar BIPA harus memiliki kepercayaan diri yang kuat. Betapa pentingnya Bahasa Indonesia diajarkan, tak hanya kepada penutur asli, tapi juga penutur asing. Sebab ada aspek-aspek yang harus diperhatikan. Tak hanya sekadar struktur kalimat.

blank
Dr. Ganjar Harimansyah (Foto: D)

Dr. Ganjar Harimansyah menyampaikan hal tersebut kepada 40 peserta saat mengisi acara Pelatihan Pengajaran BIPA di Hotel Horison Aziza, Solo (24/8-2022). Menurutnya, kebijakan Bahasa Indonesia perlu diketahui untuk menambah wawasan tentang kondisi kebahasaan di Indonesia, memahami urgensi regulasi yang mengatur kebahasaan di Indonesia, memahami tugas lembaga kebahasaan dalam mengurusi bahasa dan sastra di Indonesia, dan menambah keyakinan diri dalam mempelajari dan mengajarkan bahasa Indonesia sebagai sumbangsih dalam peningkatan mutu sumber daya manusia Indonesia yang berkarakter. “Walaupun kita bergelut di dunia sastra dan bahasa Indonesia, kebijakan kebahasaan dan keBIPAan di Indonesia perlu dipahami,” tegasnya.

Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah menghadirkan tiga narasumber dalam pelatihan, yakni Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah Dr. Ganjar Harimansyah, Dosen Universitas Gadjah Mada Drs. Suharsono, M.Hum., dan Wakil Ketua APPBIPA Indonesia Agus Suhardjono, M.M.

BACA JUGA Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah Siapkan 40 Calon Pengajar BIPA Tingkat Pemula

blank
Drs. Suharsono, M.Hum. (Foto: D)

Seorang pengajar BIPA, tambah Ganjar Harimansyah, harus memiliki bekal menulis. “Bekal menulis sekaligus mencari ide untuk tulisan BIPA adalah dengan jalan-jalan,” katanya. Agar mendapatkan pengalaman dan wawasan untuk menunjang materi BIPA, katanya.

blank
Agus Suhardjono, M.M. (Foto: D)

Sementara, Drs. Suharsono, M.Hum. menyampaikan pentingnya ketepatan tata bahasa dalam praktik keterampilan berbahasa baik keterampilan menyimak, berbicara, mendengar, dan menulis. “Gunakan pedoman PUEBI dan pemahaman kata jika diberi imbuhan,” ujarnya. Kepekaan linguistik perlu dibangun, tegasnya.

blank
Peserta Aliva Rosdiana dari Unisnu saat mempresentasikan RPP (Foto: D)

Selain kepekaan linguistik, pengajar juga harus memiliki teknik dan strategi mengajar yang tepat agar menarik. “Pembelajaran di luar kelas memungkinkan pembelajar menemukan hubungan yang sangat bermakna antara konsep baru dan penerapan praktis dalam konteks nyata,” terang Agus Suhardjono, M.M. Tak hanya itu, pembelajaran di luar kelas menjadi lebih menarik dan menantang sebab pemelajar bisa belajar lebih mendalam melalui objek-objek, imbuhnya.

Diana