SEMARANG (SUARABARU.ID)– Upaya peningkatan kesejahteraan keluarga melalui sejumlah langkah peningkatan mutu kesehatan, pengetahuan dan keterampilan, harus konsisten dilakukan untuk mengakselerasi proses pembangunan bangsa.
”Sebagai bagian terkecil dari masyarakat, kondisi setiap keluarga dalam satu negara sangat menentukan dalam upaya membangun daya tahan bangsa. Kesejahteraan keluarga harus mendapatkan perhatian serius,” kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (23/8/2022).
Berdasarkan data yang dimiliki Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), pada 2015 angka perceraian di Indonesia ada sebanyak 350 ribu. Kemudian pada 2018 mengalami kenaikan menjadi 450 ribu kasus. Sedangkan angka perceraian di tahun 2021 melonjak menjadi 580 ribu pasangan.
BACA JUGA: Kuliah Tatap Muka Dimulai, Jalan Menuju Kampus Undip Tembalang Macet Parah
Catatan dari BKKBN itu, ujar Lestari, harus menjadi perhatian serius semua pihak, bahwa kondisi yang semakin tidak menentu saat ini, mulai berdampak pada peningkatan hancurnya ratusan ribu keluarga di Indonesia.
Rerie, sapaan akrab Lestari, mendorong para pemangku kepentingan segera mengidentifikasi akar masalah peningkatan perceraian yang terjadi, dan segera dirancang solusi yang dapat memperkuat keutuhan keluarga.
”Apakah peningkatan angka perceraian itu dipicu masalah internal atau eksternal dari keluarga, atau bahkan kedua faktor itu penyebabnya,” ujar Rerie.
BACA JUGA: SGIC V 2022 Jaring Inovator Baru Perkuat Budaya Inovasi dan Perbaikan Bekelanjutan di Semen Gresik
Kesiapan fisik dan mental pasangan yang akan membentuk sebuah keluarga, tambah anggota Majelis Tinggi Partai Nasdem itu, juga harus benar-benar dipersiapkan lewat sejumlah mekanisme. Misalnya, seperti bimbingan perkawinan pra nikah bagi calon pengantin di Kantor Urusan Agama.
Selain itu, tegas Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah itu, untuk meredam hantaman faktor eksternal, upaya peningkatan kesehatan dan kesejahteraan keluarga harus konsisten dilakukan.
”Hantaman pandemi dalam dua tahun terakhir, memberi pelajaran bagi kita, faktor eksternal sangat mempengaruhi kondisi setiap keluarga. Sehingga berbagai upaya peningkatan daya tahan keluarga dari ancaman eksternal dan internal, harus konsisten dan serius dilakukan,” tegas Rerie.
Riyan