SEMARANG (SUARABARU.ID)– KONI Jawa Tengah selama tiga hari, Selasa-Kamis (26-28/7/2022), melakukan studi banding ke KONI Jawa Timur, di Surabaya. Acara ini dimaksudkan, untuk menimba ilmu kepada provinsi yang selalu menempati posisi tiga besar, dalam pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON).
”Maksud kami berkunjung ke KONI Jatim ini, untuk mendapatkan informasi sekaligus strategi, bagaimana Jatim bisa mempertahankan prestasi pada PON, selalu di posisi tiga besar,” kata Ketua Umum KONI Jateng, Bona Ventura Sulistiana, dalam keterangannya di Semarang, belum lama ini.
Ditambahkan dia, KONI Jateng mendapatkan informasi, mulai soal anggaran dari APBD Jatim, pelaksanaan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) dan pola pembinaan atlet dalam rangka menghadapi PON.
BACA JUGA: Jamaah Haji Debarkasi Solo yang Dirawat di Kualanamu Sudah Kembali
Dalam kunjungan itu, wakil KONI Jateng selain Bona Ventura Sulistiana, ada pula empat wakil ketua umum, Bambang Raharjo, Soedjatmiko, Hary Nuryanto, Sudarsono, Sekretaris Umum Ade Oesman, Wakil Bendahara Umum Sri Busono, Kabid Pulahta M Fatchurrahman Bagus, dan Kabid Media-Humas Darjo Soyat.
Ikut juga dalam rombongan, Ketua Komisi E DPRD Jateng Abdul Hamid, Sekretaris Komisi E Sri Ruwiyati, Biro Kesra Provinsi Jateng Budi Martono, Plt Kadisporapar Setyo Irawan, Kabid Keolahragaan Disporapar Aria Candra Destianto, dan pejabat Bappeda Jateng Kharisma Saktiya Airlangga.
Dari pihak KONI Jatim, hadir Ketua Umumnya Muhammad Nabil, Wakil Ketum Irmantara Subagio, Bendahara Umum Jasmono, Kabid Pembinaan dan Prestasi Dudy Harjanto, Konsultan Sumarniyah, Kabid Perencanaan Program dan Anggaran M Iskandar.
Pertemuan pengurus KONI ini, digelar di Ruang Rapat KONI Jatim, Jalan Raya Kertajaya Indah no 4 Surabaya. Dalam pembahasannya, diketahui banyak perbedaan antara kedua daerah. Salah satunya, Porprov digelar dua tahun sekali. Artinya, dalam persiapan menghadapi PON, mereka menggelar dua kali Porprov.
”Sebenarnya dalam urusan Porprov, saya rasa Jatim ketinggalan dari Jateng. Kami baru menggelar Porprov mulai 2007, jadi baru tujuh kali. Sedangkan Jateng, saya dengar sudah 15-an kali,” jelas Nabil.
Seperti diketahui, Jatim baru saja menggelar Porprov dengan tuan rumah empat KONI kabupaten/kota. Hal lainnya, peserta Porprov adalah atlet-atlet kelompok umur.
BACA JUGA: PP Salafiyah Al-Husna Kuripan Watumalang Wisuda 44 Lulusan Kesetaraan Wustha dan Ulya
Dengan demikian, mereka yang sudah pernah tampil pada PON, SEA Games, Asian Games dan Olimpiade, dilarang tampil. Bedanya, Porprov Jateng merupakan PON mini sehingga atlet-atlet terbaik yang dimiliki kabupaten/kota di provinsi ini, bisa tampil.
”Ini merupakan hal bagus. Namun kami belum bisa menerapkannya pada Porprov 2023, karena sudah menjadi keputusan pada Rapat Anggota Tahunan yang lalu. Ini baru bisa menjadi konsep pembinaan untuk Porprov berikutnya, atau untuk kepengurusan KONI periode mendatang,” terang Bona, tentang wacana pelaksanaan Porprov dua tahun sekali.
Mengenai dilibatkannya Komisi E DPRD, Disporapar, Biro Kesra dan Bappeda Jateng, Bona menyebut, karena KONI merupakan mitra pemerintah, sehingga harus bekerja sama dengan lembaga pemerintah itu.
Riyan