blank
Ketua Dewan Penyantun Yayasan alumni Undip, Prof Dr Mahfud MD berpose bersama anggota Dewan Penyantun Hermanto Dardak, Sigit Pramono, Anggota Pembina Yayasan Alumni Undip (YAU), Soeharsojo dan Rektor USM, Dr Supari di kantor Menko Polhukam. (Foto:humas USM)

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Universitas Semarang (USM) menetapkan mantan Wamen PUPR, Ir Achmad Hermanto Dardak MSc PhD dan mantan dirut BNI Sigit Pramono SE MBA menjadi anggota Dewan Penyantun Yayasan Alumni Undip (YAU) mendampingi ketua Prof Dr Mahfud MD SH SU MIP.

Keduanya menggantikan posisi Prof Sudharto P Hadi MES PhD dan Drs Kodradi yang kini menjadi Ketua dan anggota Pembina Yayasan Alumni Undip, yayasan penyelenggara USM.

Bersama Anggota Pembina YAU Ir Soeharsojo IPU dan Rektor USM Dr Supari MT, Hermanto dan Sigit bersilaturahmi dengan Prof Mahfud di Kantor Menko Polhukam, Jakarta, Jumat (29/7).
Rektor USM Supari menegaskan, formasi Dewan Penyantun YAU kini makin kuat dengan masuknya Hermanto dan Sigit Pramono.

Keduanya, kata dia, adalah tokoh yang memiliki kepakaran dan pengalaman yang bisa memajukan USM.

”Kami bersyukur, dewan penyantun diisi figur -figur yang hebat di bidangnya. Harapan kami, USM makin bisa bersaing sebagai universitas dengan lulusan yang punya kompetensi unggul,” kata Supari dalam keterangannya, Minggu (31/7).

Menurut Supari, peran dewan penyantun bisa diartikan turut memberikan arahan-arahan, pembinaan, nasihat atau saran, serta menjembatani kepentingan USM dengan instansi dan organisasi di luar USM.

Dikatakannya, keberadaan Menko Polhukam Mahfud MD sebagai ketua dewan penyantun memiliki posisi strategis untuk memperluas networking sebagai bagian pengembangan USM ke depan. Mahfud sendiri adalah orang lama USM, jauh sebelum menjadi Menko Polhukam.

Kapasitas Hermanto diharapkan bisa memberikan nilai tambah bagi Fakultas Teknik USM. Sebagai mantan ketua Persatuan Insinyur Indonesia (PII) tentu yang bersangkutan bisa memberikan manfaat. Pasalnya, akreditasi mandirinya program studi teknik di Indonesia kini di bawah PII.

”Beliau senior di PII, dan sekarang ini membawahi lembaga akreditasi prodi keteknikan yang berbasis Washington Accord. Itu langsung diakui dunia. Dengan demikian, bisa membantu, misalnya mau dibawa kemana program keteknikan USM,” paparnya.

Harus Mengimbangi

Selain itu, mahasiswa dan dosen USM bisa berkesempatan melakukan riset terkait dengan pembangunan IKN.
Sedangkan Sigit Pramono, lanjut Supari, bukan orang baru karena pernah menjadi Ketua IKA Undip, yang secara otomatis menjadi ketua dewan pengawas YAU.

Sebagai seorang bankir yang kini aktif di lembaga yang concern di bidang corporate governance, keberadaan Sigit diharapkan menginspirasi tata kelola perusahaaan yang baik untuk USM, sehingga kampus ini bisa tangguh menghadapi tantangan ke depan.

”Hadirnya tiga figur penting di dewan penyantun, tentu tak membuat kami terlena dan santai. Sebaliknya, harus bisa mengimbangi arahan beliau agar USM bisa berlari kencang dan berjaya,” tandas Supari.

Diakui Supari tantangan yang paling krusial USM di masa depan adalah penguatan SDM. Dikatakannya, ketika semua sumber daya insfrastruktur terpenuhi, visinya jelas mau ke mana, target juga sudah ditentukan, maka tinggal bagaimana mesin-mesin itu bekerja dalam hal ini SDM.

”Tantangan kami tentu SDM. Man behind the gun-nya bagaimana? Orang-orang yang memberdayakan sumber daya. Jangan sampai semangatnya, kualitas, kualifikasi SDM kita tak bisa mengimbang sumber daya yang ada. Ini tantangan bagi kami,” pungkasnya.

Muhaimin