blank
Striker Liverpool, Darwin Nunez melepas baju untuk melakukan selebrasi merayakan golnya ke gawang Manchester City. Foto: dm

Oleh: Amir Machmud NS

blankBERLEBIHANKAH bila Juergen Klopp memuji tinggi Darwin Gabriel Nunez Riberio, striker yang didatangkannya untuk menggantikan Sadio Mane?

Tentu wajar. Apalagi kehilangan Mane — yang hijrah ke Bayern Muenchen — adalah sebuah masalah bagi barisan penyerang Liverpool. Striker asal Senegal inilah, yang bersama Mohamed Salah dan Roberto Firmino, menjadi ikon ketajaman dan sumber gol The Reds.

Sebelum, bahkan setelah membikin kuatrik — empat gol — ke gawang RB Leipzig, Nunez dipandang dengan sebelah mata. Pemain 23 tahun asal Artigas, Uruguay ini segera dibandingkan dengan Mane, striker oportunis di depan gawang yang pernah masuk dalam percaturan nominee Ballon d’Or.

Bahkan, dalam laga melawan RB Salzburg, ketika pemain seharga Rp 1,1 triliun ini membuang banyak peluang, netizens pun menyinyiri, “Darwin Nunez membikin hal yang mudah jadi mustahil”.

Mengelola Lini Depan
Klopp memang harus mengelola lagi lini depan yang ditinggalkan dua pemain. Selain Mane, Takumi Minamino yang biasa dijadikan alternatif juga pindah ke AS Monaco.

Kini dia mengandalkan Diogo Jota, Luis Diaz, dan Harvey Elliott. Tuntutan kedalaman skuad untuk fleksibilitas rotasi jelas membutuhkan materi pemain yang setara, terutama dalam starting eleven.

Gol Nunez dalam Community Shield, semalam menjawab gambaran angan Juergen Klopp tentang skill, oportunitas, dan “jiwa merah”. Mendapat celah sepersekian detik, dengan penuh risiko Nunez menyorongkan kepala dalam posisi bola rendah dan cegatan bek Manchester City. Gol!

Performanya malam itu menenggelamkan Erling-Burt Halaand, striker City yang digadang-gadang menjadi monster Liga Primer.

Benarkah Anfield telah menghadirkan atmosfer harapan “habis Mane, terbit Nunez”?

Roket Baru
Selain fenomena Haaland, Darwin Nunez adalah roket baru yang diperkirakan bakal mewarnai musim 2022-2023.

Di Liverpool, ketika Diogo Jota belum berhasil merebut tempat Sadio Mane dan Mo Salah, Nunez menjadi tokoh baru yang bersaing. Dia menjadi harapan menjaga ketajaman pisau Si Merah.

Nunez adalah tipe pelari cepat dengan power dan skill yang tricky. Alumni Akademi Penarol ini sebelumnya menjadi andalan Benfica. Dari 57 laga, dia mengemas 32 gol. Karier internasionalnya bersama tim nasional Uruguay ditandai dengan dua gol dari 12 caps.

Luis Suarez, legenda Uruguay yang pernah membintangi Liverpool pada 2013-2014, memberikan dukungan untuk yuniornya itu, “Dia akan menulis ceritanya sendiri di Liverpool. Dia pergi ke klub hebat dengan salah satu pelatih terbaik di dunia, pemain yang bisa dia pelajari, dan tentu saja penggemar spesial…”

Hari-hari menjelang Liga Primer 2022-2023 bergulir adalah detik ke detik pembicaraan tentang berbagai kemungkinan.

Darwin Nunez menanti saat-saat pembuktian, seperti Erling Haaland di Etihad, atau Robert Lewandowski di Camp Nou.

Amir Machmud NS, wartawan suarabaru.id, kolumnis sepak bola, dan Ketua PWI Provinsi Jawa Tengah