blank

Oleh Wiwin Patma Dewi, S.Pd.*

Belakangan ini kita pasti sering banget mendengar tentang Kurikulum Merdeka.  Kurikulum baru yang menggantikan kurikulum 2013. Kurikulum yang diluncurkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim tahun 2021. Kurikulum Merdeka ini awalnya dikenal dengan nama Kurikulum Prototipe yang dikhususkan untuk Sekolah Penggerak.

Menurut Kemendikbud Ristek, Kurikulum Merdeka ini akan diterapkan pada tahun 2022-2024 secara bertahap sebagai opsi tambahan yang bertujuan pemulihan pembelajaran pasca pandemi. Pengimplementasian Kurikulum Merdeka ini bisa full diterapkan di sekolah-sekolah pada tahun 2024.

Jadi saat ini bagi sekolah-sekolah yang belum siap mengimplementasikan Kurikulum Merdeka, sekolah masih diperbolehkan menggunakan Kurikulum 2013 maupun Kurikulum darurat sampai sekolah benar siap. Kurikulum Darurat adalah Kurikulum 2013 yang disederhanakan untuk diterapkan selama masa pandemi yang dengan tujuan memudahkan satuan pendidikan dalam mengelola pembelajaran selama pandemi Covid-19.

Seperti yang telah kita ketahui dalam kurun waktu sejak Indonesia merdeka sampai saat ini, sistem pendidikan di Indonesia sudah sepuluh kali mengganti kurikulum. Kurikulum yang pernah dipakai adalah; kurikulum tahun 1947, kurikulum 1964, kurikulum 1968, kurikulum 1975, kurikulum 1984, kurikulum 1994, kurikulum 2004, kurikulum 2006, kurikulum 2013, dan yang terakhir ini adalah kurikulum merdeka.

Pergantian kurikulum di Indonesia seringnya terjadi saat adanya pergantian kepemimpinan baik itu menteri maupun presiden. Sehingga tidak bisa disalahkan jika masyarakat Indonesia sebagian besar memiliki anggapan bahwa “ganti menteri ganti kurikulum, ganti pemimpin ganti kurikulum”.

Nah, apakah mengganti kurikulum yang terlalu sering itu sebuah kesalahan? Jawabnya adalah tergantung dari niat baik pemerintah. Pergantian kurikulum tentu didasari dari niat pemerintah yang baik demi memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia yang disesuaikan dengan keadaan dan tuntutan jaman. Namun pergantian kurikulum yang terlalu sering bahkan bisa menghambat pelaksanaan proses pendidikan itu sendiri karena baik sekolah, siswa, maupun guru harus beradaptasi  menyesuaikan dengan kurikulum yang baru.

Timbul pertanyaan  apakah Kurikulum Merdeka ini nanti dapat menahan pergantian kurikulum berikutnya saat terjadi pergantian pimpinan?

 

Keunggulan Kurikulum Merdeka

Kurikulum merdeka merupakan  kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana  konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami  konsep dan menguatkan kompetensi (Wikipedia). Kurikulum Merdeka  bertujuan untuk mengasah minat dan bakat anak sejak dini dengan berfokus pada materi esensial, pengembangan karakter, dan kompetensi peserta didik.

Menurut Nadiem Makarim, Kurikulum Merdeka memiliki keunggulan sebagai berikut: 1) lebih sederhana karena kurikulum ini fokus pada materi yang esensial dan pengembangan peserta didik pada fasenya; 2) tenaga pendidik dan peserta didik akan lebih merdeka karena peserta didik dapat memilih mata pelajaran sesuai dengan minat, bakat, dan aspirasinya; 3) bagi guru, guru mengajar sesuai tahapan capaian  dan perkembangan peserta didik; 4) sekolah memiliki kewenangan untuk mengembangkan dan mengelola kurikulum dan pembelajaran sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan dan peserta didik; 5) lebih relevan dan interaktif di mana pembelajaran melalui kegiatan projek memberikan kesempatan kepada peserta didik  untuk aktif mengekplorasi isu-isu actual yang mendukung pengembangan karakter dan kompetensi Profil Pelajar Pancasila.

Dari uraian di atas dapat kita garis bawahi bahwa keunggulan dari Kurikulum Merdeka  adalah: lebih sederhana dan mendalam dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya, lebih memberikan kemerdekaan kepada peserta didik, guru, dan sekolah, lebih relevan dan interaktif karena kegiatan projek memberikan kesempatan lebih luas kepada peserta didik untuk secara aktif mengeksplorasi isu-isu actual.

Itu tadi pembahasan tentang Kurikulum Merdeka. Menurut Bapak Ibu lebih oke yang mana antara Kurikulum 2013 dengan Kurikulum Merdeka? Apapun pilihannya semoga Kurikulum Merdeka dengan segala kelebihannya cocok dan sesuai diimplementasikan pada system Pendidikan Indonesia, sehingga bisa bertahan lama dan  mematahkan pameo bahwa “ganti pemimpin/Menteri ganti kurikulum”.

Wallahu a’lam  bishawab

*Penulis adalah Kepala Sekolah SD Negeri 1 Gidangelo Satkordikcam Welahan