blank
Direktur Manufacturing SBI, Soni Asrul Sani, Ketua Komisi VII DPR, Sugeng Suparwoto, Direktur Utama SBI, Lilik Unggul Raharjo dan Duta Besar Denmark HE Lars Bo Larsen, (kiri ke kanan), berfoto bersama saat kunjungan di fasilitas pengolahan sampah menjadi bahan bakar alternatif (RDF), di Cilacap, Jumat (3/6/2022). Foto: sbi

CILACAP (SUARABARU.ID)– Upaya keras Pemerintah Kabupaten Cilacap menanggulangi persoalan sampah di wilayahnya, terbayar sudah. Inovasinya dengan keberadaan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di Tritih Lor, Kecamatan Jeruklagi, hingga kini terus menebar manfaat, yaitu sebagai solusi mengatasi persoalan sampah perkotaan.

Bahkan lebih dari itu, berkat teknologi Refuse-Derived Fuel (RDF), dengan metode biodrying, menyulap sampah menjadi energi terbarukan, dan bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif untuk menstitubsi batu bara di pabrik semen PT Solusi Bangun Indonesia (SBI), yang berlokasi di Cilacap.

Direktur Utama SBI, Lilik Unggul Raharjo menyebut, fasilitas pengolahan sampah menjadi RDF di Jeruklegi, merupakan yang pertama di Indonesia. Dia mengatakan, dukungan SBI sebagai operator dalam pemanfaatan RDF sebagai bahan bakar alternatif di pabrik semen, adalah bukti nyata komitmen perusahaan dalam penggunaan energi yang rendah emisi, ramah lingkungan dan berkelanjutan, dalam upaya mewujudkan ekonomi sirkular.

BACA JUGA: Kisah Cleaning Service Transjateng Diangkat Pramujasa dan Bisa Biayai Kuliahnya

”Harapan kami, kerja sama lintas pemangku kepentingan yang terjalin dalam proyek RDF di Cilacap ini, kami harap dapat terus berlangsung dan diterapkan di lebih banyak daerah di Indonesia,” kata Lilik.

Dikatakannya, RDF yang dihasilkan TPST Jeruklegi bisa menggantikan sekitar lima sampai enam persen kebutuhan batu bara, dalam proses produksi di pabrik. Dalam sehari, SBI menyerap sekitar 160 ton sampah yang diubah menjadi RDF di TPST ini. Dia menambahkan, dengan menyerap RDF tersebut bisa mengurangi tumpukan sampah yang masuk tiap hari ke lokasi pengolahaan sampah terpadu.

Operasional fasilitas pengolahan sampah menjadi bahan bakar alternatif atau RDF Jeruklegi Cilacap, boleh dikata komitmen lintas lembaga untuk bersama-sama merawat lingkungan demi pembangunan berkelanjutan.

BACA JUGA: Tekan Inflasi, CMJT Borong Cabai dan Bawang Merah Petani

blank
Foto: esdm

Sinergitas itu meliputi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bersama Pemkab Cilacap, Kementerian PUPR, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian Lingkungan Hidup & Kehutanan serta SBI.

Cilacap bersama Jimbaran di Bali juga menjadi referensi lokasi prioritas penanganan sampah di Indonesia, karena memiliki model pengolahan sampah dengan teknologi RDF. Hanya saja di Jimbaran memiliki model tempat pengolahan sampah terpadu dengan fasilitas pemulihan material (TPST-MRF).

Keberadaan TPST di dua tempat itu menjadi bahasan penting dalam diskusi penanganan sampah yang diselenggarakan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) pada Juni 2022 lalu di Jakarta.

BACA JUGA: Cetak Empat Gol Bukan Jaminan

Setelah Cilacap, Pemprov Jateng merintis instalasi RDF di RDF TPST Regional Magelang dengan mekanisme APBN, lalu Kabupaten Banyumas sudah memiliki produk residu plastik dari fasilitas Pusat Daur Ulang (PDU) oleh KSM di Banyumas dengan produksi 5-10 ton per hari. SBI siap membeli hasil residu plastik tersebut untuk RDF, sesuai dengan spesifikasi yang disepakati.

Selanjutnya, Kabupaten Rembang sudah masuk dalam program PUPR untuk pembuatan RDF Plant dengan Off Taker Semen Gresik Rembang. Lalu TPST RDF Sengonbugel di Kabupaten Jepara, berpotensi volume sampah 100 ton per hari, dan telah dilaksanakan Feasibility Study.

Sementara itu, dosen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Dian Nuswantoro, Semarang, Prof Kusmiyati ST MT PhD menilai, ada tiga manfaat yang bisa diperoleh dengan keberadaan TPST RDF Cilacap.

BACA JUGA: Restui Duel di Kelas Ringan

Pertama, mempunyai manfaat dapat mengurangi penggunaan energi fosil dari batubara. Sedangkan benefit lainnya adalah, mengurangi pencemaran lingkungan karena sampah yang menimbulkan bau busuk, serta manfaat menghasilkan nilai eknomi bagi masyarakat sekitar dan pemulung.

”Ada nilai ekonomi dan pemberdayaan masyarakat di sana. Sampah yang disetorkan ke pengelola RDF dibeli pihak Semen Indonesia, dalam hal ini perusahaan Solusi Bangun Indonesia,” tambah Kepala Inovasi Hilirisasi LPPM Udinus itu.

blank
Prof Kusmiyati ST MT PhD. Foto: sbi

Akademisi yang concern dengan energi terbarukan antara lain PLTS bioetanol, biomassa dan biodiesel itu menilai, keberadaan RDF sebagai solusi terbaik ketika volume sampah di Cilacap terus meningkat, seiring bertambahnya penduduk bersama kegiatan konsumsi.

BACA JUGA: Balas di Sirkuit Paul Ricard

Selain itu, dibandingkan Sanitary Landfill, pengelolaan sampah dengan teknologi RDF lebih cepat, praktis dan menekan pencemaran lingkungan. ”Saya berharap, teknologi dari RDF di Jeruklegi diduplikasi kabupaten/kota di Jateng, yang ingin mengelola sampah sebagai biomassa untuk industri,” tambah dosen yang sejak 2012 menjadi juri untuk Desa Mandiri Energi, program dari Dinas ESDM Jateng itu.

Sikap Pemprov Jateng yang concern terhadap lingkungan, salah satunya upaya mengolah sampah menjadi energi, membuat Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), belum lama berselang, memberikan penghargaan Green Leadership Nirwasita Tantra 2021 kepada Provinsi Jateng, di Jakarta. Penghargaan itu diterima Gubernur Ganjar Pranowo.

”Saya kira ini penghargaan untuk mereka pelaku atau aktivis yang bergerak menyelamatkan lingkungan, kemudian dia menginisiasi sampai pada kemudian pembuatan kebijakan. Saya mewakili mereka untuk menerima saja. Terima kasih kepada masyarakat, OPD dan DPRD,” kata gubernur.

Menurut dia, ada tanggung jawab moral sebagai penerima penghargaan terbaik. Yaitu lebih banyak untuk bisa menggerakkan. Sebab, berbicara lingkungan tidak bisa dilakukan sendiri oleh pemerintah, tetapi juga partisipasi masyarakat dan semua instansi.

Tim SB