blank

Oleh  : Siti Mahmudah, S.Pd.SD

Pendidikan merupakan kunci utama  keberhasilan seorang siswa dalam menggapai masa depannya. Karena itu  mutu pendidikan perlu terus ditingkatkan untuk menciptakan pribadi peserta didik yang cerdas, terbuka, dan mampu bersaing, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta memiliki sifat positif  terhadap etos kerja.

Sekolah sebagai tempat proses belajar mengajar mempunyai kedudukan yang sangat penting dan strategis  dalam dunia pendidikan untuk mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan nasional. Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan.

Dalam proses belajar mengajar tersebut guru menjadi peranan utama dalam menciptakan situasi interaktif yang edukatif, yaitu interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, dan sumber pembelajaran dalam menunjang tercapainya tujuan belajar.

Untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar PKn maka penulis akan menerapkan model pembelajaran STAD (Student Team Achievement Devision).

Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. (Oemar Hamalik, 1992:173).

Untuk  mengetahui sejauh mana proses belajar  mengajar mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan, maka perlu diadakan tes hasil belajar. Menurut pendapat Winata Putra dan Rosita (1997; 191) tes hasil belajar adalah   salah satu alat ukur yang paling banyak digunakan  untuk menentukan keberhasilan seseorang dalam suatu proses belajar mengajar atau untuk menentukan keberhasilan suatu program pendidikan.

Menurut Slavin (2010: 143) pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD) merupakan salah satu dari tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, sehingga tipe ini dapat digunakan oleh guru-guru yang baru mulai menggunakan pembelajaran kooperatif.

Dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa  ditempatkan dalam kelompok belajar beranggotakan empat orang yang merupakan campuran menurut tingkat kinerja, jenis kelamin, dan suku.

Guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja di kelompok mereka untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah menguasai materi tersebut. Akhirnya semua siswa menjalani kuis perseorangan tentang materi tersebut, dan pada saat itu mereka tidak boleh saling membantu satu sama lain.

Nilai-nilai hasil kuis siswa diperbandingkan dengan nilai rata-rata mereka sendiri yang diperoleh sebelumnya, dan nilai-nilai itu daberi hadiah berdasarkan pada seberapa tinggi peningkatan yang bisa mereka capai atau seberapa tinggi nilai itu melampaui nilai mereka sebelumnya.

Nilai-nilai ini kemudian dijumlah untuk mendapat nilai kelompok, dan kelompok yang dapat mencapai kriteria tertentu bisa mendapatkan sertifikat atau hadiah-hadiah yang lainnya. Keseluruhan siklus aktivitas itu, mulai dari paparan guru ke kerja kelompok sampai kuis, biasanya memerlukan tiga sampai lima kali pertemuan kelas.

Melalui penerapan model pembelajaran STAD (Student Team Achievement Devision) dalam pembelajaran PKn, dapat  meningkatkan dari kondisi awal ke kondisi akhir terhadap peningkatan hasi belajar PKn tentang orgaisasi meningkat dari rata-rata ulangan 55 menjadi 76.

Penerapan model pembelajaran STAD (Student Team Achievement Devision)  dalam pembelajaran PKn juga  dapat  meningkatkan dari kondisi awal ke kondisi akhir terhadap peningkatan motivasi belajar PKn tentang organisasi dari rendah menjadi agak tinggi. Secara teoritik maupun secara empirik dapat disimpulkan melalui penerapan model pembelajaran STAD (Student Team Achievement Devision), dapat  meningkatkan hasil belajar PKn tentang pengertian organisasi bagi siswa kelas V SDN 2 Jobokuto.

Penulis adalah Kepala Sekolah SDN 2 Jobokuto Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara