blank
Petani cabai, bawang merah menaikkan ke mobil hasil panenannya.

BREBES (SUARABARU.ID) – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memerintahkan BUMD PD Citra Mandiri Jawa Tengah (CMJT) menjadi off taker untuk mengendalikan harga pangan pokok strategis. Ini dilakukan dengan membeli produk petani seperti cabai, bawang merah dan jagung langsung dari produsen untuk selanjutnya didistribusikan ke wilayah melalui mekanisme operasi pasar.

Direktur Pemasaran PD CMJT Totok mengatakan, pihaknya menerima perintah penstabilan harga dari gubernur. Hal itu tidak hanya dilakukan untuk komoditas cabai dan bawang merah namun juga komoditas lain seperti jagung sebagai bahan pakan ayam.

“Saya terimakasih diberi kesempatan dari Pak Gubernur untuk stabilkan harga. Kita bantu harga pangan kita bantu stabilkan, karena harga cabai dan bawang merah naik,” ujarnya Jumat (22/7/2022).

Totok mengatakan, telah melakukan pembelian pangan pokok strategis seperti cabai dan bawang sebanyak 3,5 ton. Untuk memenuhi kebutuhan itu CMJT bekerjasama dengan Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpan) Jateng guna menjembatani pembelian langsung dari petani.

Selain itu, CMJT kerjasama juga dijalin dengan Bank Jateng dengan melakukan operasi pasar.

Seperti yang dilakukan pada Kamis (21/7/2022). CMJT bersama Dishanpan melakukan survei harga bawang merah ke Desa Krasak, di Kabupaten Brebes. Selain itu survei juga dilakukan di Desa Banaran, Kecamatan Ngadirejo, Temanggung untuk pembelian produk petani berupa cabai merah.

“Kemarin kita pembelian untuk Operasi Pasar di Kodya Semarang ada cabai 2 ton, bawang merah satu setengah ton. Efeknya luar biasa, saat itu harganya masih 70 ribu besoknya harga turun 53 ribu sampai 55 ribu rupiah. Biarpun kecil tapi efek itu, tapi memengaruhi harga pasar pada umumnya,” tuturnya.

Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Unggul Makmur Wiyono. Ia menyadari, skema itu merupakan upaya pemerintah hadir saat harga pangan naik. Dengan demikian, beban harga tinggi tidak harus ditanggung oleh konsumen.

“Yang jelas untuk distribusi kan ada biayanya dari Brebes ke Semarang, di situlah pemerintah itu hadir, sehingga harga dari kami petani dan konsumen tidak jomplang. Karena ongkos distribusi di tengah itu, kami sudah dibantu,” ujar petani di Desa Krasak, Kecamatan Brebes, itu.

Ia menyebut, harga bawang merah di tingkat petani sempat menyentuh 45-50 ribu rupiah. Sedangkan, di tingkat konsumen, harga bisa menyentuh Rp 60 ribu per kilogram.

Dikatakan Wiyono, pemerintah melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Perusahaan Daerah Citra Mandiri Jawa Tengah (CMJT) sepakat membantu biaya distribusi. Besarannya Rp 1.500 tiap kilogram bawang.

“Misalnya di sini harga bawang merah di petani Rp 45.000, kalau ongkos tidak dibantu ya ada tambahan Rp 1.500 perkilogram, jadi jualnya bisa Rp 46.500. Tapi karena dibantu ya harganya sama dengan di sini,” jelasnya.

Ia mengatakan, saat ini harga bawang merah di tingkat petani sedang mengalami penurunan. Saat ini harga pembelian di tingkat petani berkisar di angka Rp 30 ribu. Selain karena musim panen, kondisi banjir yang sempat melanda menyebabkan kualitas bawang merah menurun.

“Kami maunya berkelanjutan (program pemerintah). Baik pas sedang harga komoditas murah maupun sedang mahal seperti ini,” harapnya.

Menurut Data BPS inflasi Jateng pada Juni 2022 mencapai 0,85 persen, lebih tinggi dibanding inflasi nasional 0,61 persen. Sementara bila dilihat tahun ke tahun (year on year) angka inflasi Jateng berada pada 4,97 persen, sementara di nasional inflasi berada pada 4,35 persen.

Adapun, penyebab utama inflasi di Jawa Tengah Juni 2022 adalah kenaikan sejumlah kebutuhan. Seperti halnya, harga cabai merah, cabai rawit, bawang merah, angkutan udara, dan telur ayam ras.

Sedangkan, penahan utama inflasi di Jawa Tengah adalah penurunan harga minyak goreng, daging ayam ras, bawang putih, angkutan antar kota, dan laptop/notebook.

Muhaimin