blank
Tradisi Adat Entas-entas Jimpitan di Desa Sukoharjo, Pacitan, menyertakan kenduri selamatan, sebagai sarana berdoa menyampaikan puji syukur kepada Tuhan.(Dok.Prokopim Pacitan)

PACITAN (SUARABARU.ID) – Entas-entas, merupakan salah satu tradisi upacara adat ‘jimpitan’ bagi kaum agraris di Kabupaten Pacitan, Jatim. Tradisi yang telah membudaya turun-temurun ini, sarat nuansa guyub rukun untuk menolong sesama.

Kata jimpitan bermakna mengambil barang sejimpit (sedikit) hasil panen para petani. Untuk kemudian dikumpulkan guna dibantukan kepada warga yang tidak memiliki panen, atau petani yang mengalami puso (gagal panen).

Prokopim Pemkab Pacitan, semalam, mengabarkan, ini sebagaimana dilakukan warga Desa Sukoharjo, Pacitan. Upacara adat tersebut menjadi kebiasaan warga setempat yang dilaksanakan setelah panen raya.

”Tradisi ini, sudah berlangsung turun temurun. Sebagai wujud syukur kepada Tuhan yang telah memberikan hasil panen yang baik,” ungkap Tokoh Masyarakat Aminudin.

Upacara adat Entas-entas Jimpitan, dimulai malam hari dengan membentuk kelompok pemuda yang bertugas sebagai pemungut hasil panen kepada warga. Para pemuda yang mendapat tugas, kemudian keliling dari rumah ke rumah warga, untuk meminta jimpitan hasil panen.

Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji, yang hadir di Desa Sukoharjo, semalam, berkenan melepas keberangkatan kelompok pemuda yang bertugas keliling desa untuk memungut hasil panenan dari warga.

Peduli Sesama

”Ini tradisi baik, tradisi berbagi, dan mudah-mudahan ini bisa langgeng (lestari). Ke depannya membawa dampak baik kepada masyarakat,” kata Bupati.

blank
Yang unik dari upacara tradisi Entas-entas Jimpitan di Desa Sukoharjo, Pacitan, yakni disertakannya hiburan musik perkusi gamelan kaca.(Dok.Prokopim Pacitan)

Mas Aji (panggilan akrab Bupati Pacitan), sangat mengapresiasi tradisi Entas-entas Jimpitan dan minta agar tradisi ini dapat dilestarikan warga. Bupati berharap, melalui Entas-entas Jimpitan, dapat memupuk rasa sosial setia kawan, peduli sesama warga dan memiliki nilai luhur kemanusiaan.

Semoga, dengan kerelaan warga memberikan sedikit hasil panenannya, warga (petani) yang peduli bersedekah akan mendapatkan ganti panenan yang melimpah dari Tuhan.

Acara gelar tradisi Entas-entas Jimpitan di Desa Sukoharjo, berlangsung meriah dengan ditampilkannya hiburan seni Kothekan Lesung dan seni perkusi gamelan kaca dari Sanggar Song Meri.

Instrumen perkusi pada dasarnya merupakan benda apapun yang dapat menghasilkan suara, yang dapat membuat gelombang getar penimbul suara. Fungsinya untuk digunakan sebagai pengiring dalam permainan musik.

Tradisi Entas-entas di Pacitan, berbeda dengan upacara Entas-entas yang biasa dilakukan oleh Suku Tengger di Probolinggo, Jatim. Sebab Entas-entas bagi Suku Tengger, diadakan untuk sarana penyempurnaan penyucian roh arwah para leluhur, guna didorong (dengan doa dan sarana sesaji) agar dapat sempurna mencapai Swargaloka.

Bambang Pur