WONOSOBO(SUARABARU.ID)- Kasus tindak kekerasan berupa pengeroyokan oleh suporter klub peserta Liga 1 Dinasty FC Keseneng Mojotengah Wonosobo terhadap asisten wasit berbuntut panjang.
Komite disiplin (Komdis) Askab PSSI akhirnya menjatuhkan sanksi berat kepada tim tersebut, berupa tidak boleh bertanding selama 5 tahun pada kompetisi sepakbola resmi yang digelar Askab PSSI Wonosobo.
Kasus anarkisme terhadap asisten wasit terjadi Senin 27 Juni 2022 saat kesebelasan Dinasty FC bersua dengan tim Sunan Ampel FC Ngampel di lapangan Gelora Sindupaten Kertek, dalam kompetisi sepakbola Liga 1 dan Liga 2 Wonosobo tahun 2022.
Baca Juga: Pemkab Wonosobo dan Pengadilan Agama Tandatangani Kesepakatan Bersama, Ini Isinya?
“Kami sudah jatuhkan sanksi untuk klub Dinasty FC Keseneng. Keputusan tesebut tertuang dalam Surat Nomor : SKep 06/PSSI/VI/ 2022,” ungkap ketua Komdis Askab PSSI Wonosobo, Sulaiman, SH MH, Kamis (30/6/2022).
Menurut dia, pihaknya telah menerima laporan dari pengawas pertandingan, disertai dengan bukti foto, video dan juga kondisi asisten wasit yang menjadi korban.
Laporan dan barang bukti tersebut, sambungnya, telah diolah dan dibahas bersama dengan pihak pihak terkait kemudian diajukan dalam sidang Komdis Askab PSSI Wonosobo.
Baca Juga: Perkuat Kaderisasi, PAC IPNU-IPPNU Kepil Wonosobo Adakan Makesta
“Sanksi untuk klub Dinasty FC, tim tidak boleh bertanding atau bermain selama 5 tahun di kegiatan pertandingan yang di gelar oleh PSSI. Selain itu, klub Dinasty juga otomatis terdegrasi dari Liga 1 dan Liga 2 sekaligus,” katanya.
Disebutkan dalam insiden tersebut, klub Dinasty FC telah melanggar Pasal 61 No SKep/61/PSSI-Wsb/VI/2022 tentang tingah laku buruk dan penganiyaan terhadap perangkat pertandingan.
Langgar Kesepakatan
Perilaku buruk tersebut, menurut Leman, berupa kata-kata kotor yang memojokkan panitia, wasit dan juga pengawas pertandingan. Padahal itu bukan kapasitas mereka.
Baca Juga: Ketua Askab PSSI Wonosobo : Jika Tak Puas dengan Wasit Laporkan ke Komdis
“Dari video yang direkam oleh pengawas pertandingan, ada penyerangan atau pengeroyokan yang dilakukan oleh suporter tim Dinasty FC Keseneng terhadap wasit,” tandasnya.
Ditambahkan oleh pria yang akrab dipanggil Leman itu, bahwa sebelum pertandingan Liga 1 dan Liga 2 Askab PSSI Wonosobo 2022 digelar, seluruh klub yang akan bertanding sudah menandatangai pakta integritas.
Hal itu, katanya, guna menjaga keamanan dan ketertiban seluruh proses pertandingan, dari awal hingga final Liga 1 dan Liga 2 sepakbola selesai digelar. Sehingga event resmi sepakbola tersebut berjalan lancar, aman dan sukses.
Baca Juga: Ketum Askab PSSI Wonosobo Minta Suporter dan Official Tahan Diri
“Kami menjatuhkan saksi ini bersifat internal organisasi, merujuk pada aturan AD/ART atau statuta PSSI. Sehingga penjatuhan sanksi ditujukan kepada klub sepakbola terahadap sanksi yang diberikan oleh Komdis Askab PSSI Wonosobo,” ujarnya.
Klub sepakbola Dynasti FC Keseneng Mojotengah, lanjut Leman, jika masih keberatan dengan keputusan Komdis masih memiliki peluang untuk mengajukan banding kepada pengurus pusat PSSI melalui Asprop PSSI Jawa Tengah.
Pihaknya berharap, Pemkab wonosobo untuk secepatnya membuat standion sepakbola yang standar, agar pertandingan resmi yang digelar Askab PSSI memiliki jaminan kemanan dan keselematan yang lebih memadai.
“Soal keberadaan stadion kan diakui menjadi salah satu kelemahan kita dalam menggelar pertandingan sepakbola. Sebab lapangan yang ada saat ini, tidak ada sekat antara suporter dengan pemain dan juga suporter lawan,” pungkasnya.
Muharno Zarka