blank
Ilustrasi/Inilahdepok.id

Oleh: JC Tukiman Tarunasayoga

blank
Oleh: JC Tukiman Tarunasayoga

Apakah sabar, sareh, dan tawekal itu berbeda? Di mana letak perbedaannya? Dan dalam konteks Pilpres serta Pemilu 2024, ada perbedaan nuansa seperti apa sih ketiga kata itu?

Mengawali sebuah uraian,  tulisan, atau pun analisis berupa sejumlah pertanyaan, sekurang-kurangnya  menandakan dua hal; pertama, permasalahan atau pun konteks bahasan terlalu kompleks; dan kedua, (sekedar) untuk daya tarik saja agar seolah-olah keren dan “ngilmiah.”

Jika Anda rela menyediakan waktu sejenak saja untuk membaca tulisan ini sampai selesai, salah satu dari dua hal itu akan terjawab. Sebentar saja, sabar, nggih!

Sabar, sareh, lan tawekal, ketiganya berkaitan dengan mentalitas dan olah kepribadian setiap individu  dalam/ketika  menghadapi permasalahan yang berkaitan dengan  (a) durasi waktu, (b) gradasi permasalahannya, dan (c) dorongan hati setiap individu.

Dari sisi arti atau makna kata, ketiganya beda-beda tipis saja; karena sabar itu ada makna sareh dan tawekalnya. Dalam percakapan sehari-hari, kata sabar terhitung paling sering terlontar atau diucapkan manakala ingin mengingatkan, menghibur, atau pun bahkan “memaksa” orang lain.untuk bersikap, “mBok sing sabar,” contohnya.

Sabar, boleh juga ditambah menjadi sabar drana, maknanya sangat berkaitan erat dengan sikap mental  pengendalian emosi, karena memang arti kata sabar ialah, satu, sareh enggone nandhang utawa ngarep-arep (bacalah sareh seperti Anda mengucapkan akeh, gurameh saleh); yakni seseorang itu penuh kesabaran dalam penanitian atau pun harapan. Dan arti keduanya ialah ora cepak nepsune, tidak gampang marah.

Dalam makna yang sangat berkaitan dengan sikap mental pengendalian emosi inilah, ada Amsal mengajarkan tiga kata kunci sabar sangat bagus, yaitu orang yang sabar itu besar pengertiannya, orang yang sabar itu memadamkan perbantahan, dan orang yang sabar itu melebihi seorang pahlawan. Siapa, hayo, contoh orang (sabar) seperti ini?

Sareh lan Tawekal

Adapun sareh,  makna terdalamnya berkaitan dengan sikap mental pengendalian waktu dan olah pikir yang jitu, sehingga ora kesusu, tidak serba tergesa-gesa; dan di dalam kemampuan seseorang untuk mengendalikan waktu dan olah pikirnya itulah mengesankan orang itu cool, adem, lerem, bikin tenang, berkepala dingin.  Siapa, hayo, contoh orang (sareh) seperti ini?

Sedangkan yang berkaitan dengan tawekal, kiranya perlu diberi penjelasan agak panjang lebar. Dalam Baoesastra Djawa, yang dapat dijumpai adalah kata tawekal, sedang dalam KUBI, yang terjumpai adalah kata tawakal. Apakah sama makna maupun artinya? Tawekal memiliki tiga makna/arti, -dan inilah yang sedikit membedakannya dari tawakal-; yaitu (1) sabar sarta sareh ing sajroning nandhang kasusahan, betapa seseorang begitu mengendalikan emosi dan nalarnya dalam menghadapi kesusahan, kesulitan, atau pun penderitaannya; (2) kukuh sarta sentosa atine, seseorang yang bersikap kokoh/kuat hati; dan (3) kumandel, ora jirih; seseorang yang bersikap pemberani tanpa ada rasa takut kepada siapa/apa pun. Sementara itu, tawakal menurut KUBI dimaknai dengan “orang yang berserah diri dengan sepenuh hati percaya kepada Tuhan.”

Pemilu dan Pilpres 2024

Sabar, sareh, lan tawekal adalah modal bahkan kunci sukses baik dalam pemilu 2024 maupun Pilpres 2024. Modal dan sukses bagi siapa? Bagi siapa pun, terutama bagi perseorangan yang mau mencalonkan diri, bagi partai politik, maupun bagi penyelenggaranya. Semua pihak hendaklah bermodalkan sabar, sareh lan tawekal. Seperti apa logika (politiknya)?

Pertama, Anda para calon dan penyelenggara, hendaklah membulatkan sikap mental pengendalian emosi, pengedalian waktu, dan olah pikirmu karena semua proses berikut jadwalnya sudah ada dan ditetapkan.

Baca Juga: Kemlinthi, Kemlancang, Kemlungkung, Kementhus Vs Pimpinan Muring Benggala

Oleh karena itu, kedua, cermatilah baik-baik 9 (sembilan) proses, kegiatan, dan jadwalnya, seperti (i) pemutahiran data pemilih, 14 Oktober 22 – 21 Juni 2023; (ii) pendaftaran dan verifikasi, 29 Juli 22 – 13 Desember 22; (iii) penetapan peserta pemilu, 14 desember 22; (iv).

Penetapan jumlah kursi dan dapil, 14 Okt 22 – 9 Februari 23; (v) pedanftaran dan penetapan calon DPD, 6 Des 22 – 25 Nov 23; (vi) pendaftaran dan penetapan calon DPR, 24 April 23 – 25 Nov 23; (vii) Pendaftaran dan penetapan Capres/Cawapres, 19 Okt 23 – 25 Nov 23; dan (viii) masa kampanye, 28 Nov 23 – 10 Februari 24; baru kemudian (ix) ada masa tenang empat hari sampai dengan hari pemungutan suara pada 14 Februari 2024.

Ketiga, sabar, sareh, lan tawekal memang ketiganya saling melengkapi, tidak ada satu lebih utama dari satunya; tidak perlu lalu Anda mengutamakan tawekal saja tanpa memedulikan sabar lan sareh, atau sebaliknya. Jalanilah bersama-sama dalam kolaborasinya: ya sabar, ya sareh, lan ya tawekal..

Menggunakan bahasa agama, kolaborasi terbaik tentu ketika pikir/nalar, bertemu hati, dan kemudian itulah yang melandasi kegiatannya. Dalam olah tubuh agama saya, itu semua ditandai dengan mengawali apa pun selalu melakukan olah tubuh:  memegang/menyentuh  dahi, menepuk dada, dan lalu menepuk bahu kiri dan kanan.

Melihat proses, kegiatan dan jadwal di atas, muncul pertanyaan amat besar/penting, yakni, mengapa jadwal kegiatan vii, yakni pendaftaran dan penetapan capres/cawapres 19 Okt 23 – 25 Nover 23, selama 38 hari itu, saat ini sudah mulai sangat heboh?

Padahal sebelum hari-hari itu, sudah ada sejumlah kegiatan lain yang juga sangat menentukan bagi siapa pun. Jawabannya, itulah magnet pilpres yang dalam konteks pemilihan umum 2024 nanti menjadi sangat-sangat spesial. Oleh karena itulah  siapa capres dan cawapresnya juga dipandang sangat 3 S: spesial, strategis, dan seksi.

Maka, kepada Anda yang mungkin cenderung emosional, kendalikanlah emosimu; bagi saudara yang sering kesusu kurang sabar, sarehlah; dan semua pengendalian sikap mental itu terakumulasi dalam tawekalmu. Selamat berjuang dalam berkat Tuhan.

(Tukiman Tarunasayoga, Pengajar Pascasarjana di UNIKA Soegijapranata, Semarang dan UNS)