blank
Ilustrasi. Foto: Dok Masruri

blank

ZAMAN muda dulu, saya kolektor ilmu kebal. Namun saya tidak mengklaimsebagai orang kebal. Menurut guru, ilmu yang saya pelajari boleh dicoba, asal keyakinannya total. Karena itu, selesai tirakat, saya berniat uji coba di dalam kamar, dan berhasil baik.

Uji coba kedua ada unsur pamer. Kepada teman, saya berkata, “Kamu  percaya ada orang kebal senjata tajam?”

Dan dijawab,”Tidak percaya!”.

Saya jawab dengan nada menantang, ”Kalau tidak percaya, ambil pisau yang tajam.”

Teman itu lalu mencari pisau lalu saya ajak masuk kamar. Pisau  saya sabetkan keras ke lengan kiri, dan saya terluka. Dan anehnya tidak ada darah menetes. Saya lalu ganti baju panjang untuk menutup luka, sekaligus menutup malu. Bersama teman lalu naik motor ke rumah sakit untuk menjahitkan luka.

Baca juga Metafisika, Riil atau Hoaks? Tulisan Pertama dari Dua Seri

Setelah kejadian itu saya belajar debus dari berbagai guru. Di antaranya ke Cilincing dengan Kakek Sidik dari Budi Suci. Saya puasa tujuh Senin tujuh Kamis. Ada juga yang tanpa puasa, cukup baca mantra paldug (apal langsung jadhug/hafal langsung sakti) ilmunya asli Badui dalam.