Dia mengatakan di wilayah Kota Semarang ada Forum Kesehatan Kota (FKK) yang telah disupport anggaran dari Pemkot Semarang dan Tim Penggerak PKK, sehingga diharapkan dapat bersinergi dengan baik, untuk memberikan edukasi pencegahan Hepatitis kepada masyarakat hingga tingkat bawah.
Kabid DKK Semarang Noegroho Edy Rijanto memastikan, sampai saat ini di wilayah Kota Semarang belum ada temuan kasus aktif Hepatitis akut. Namun, DKK Kota Semarang tetap berupaya mengoptimalkan sosialisasi pencegahan Hepatitis akut di seluruh lapisan masyarakat mulai dari lingkungan sekolah, penggerak PKK dan jajaran kelurahan, bahkan juga melalui berbagai media sosial (medsos) maupun Whashap (WA).
Pihaknya telah mengumpulkan seluruh tenaga kesehatan di tingkat Puskesmas untuk membantu melakukan sosialisasi virus Hepatitis akut kepada seluruh lapisan masyarakat.
“Saat ini kami sudah turun dan bergerak ke semua wilayah. Kami juga menyiapkan labotarium di Puskesmas untuk mendeteksi virus Hepatitis. Jadi apabila ada gejala yang mengarah ke Hepatitis bisa segera ditangani,” ujarnya.
Menurutnya, untuk mewaspadai potensi kasus Hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya, terdapat beberapa gejala awal seperti mual, muntah, diare berat, dan demam ringan.
Dari gejala awal tersebut, orang tua diharapkan bisa langsung membawa anaknya ke fasilitas kesehatan terdekat sebelum mengalami menjadi gejala lanjut.
“Gejala lanjut ini ditandai dengan air kencing berwarna pekat seperti teh dan BAB (buang air besar) berwarna putih pucat, warna mata dan kulit menguning, kesadaran menurun, gangguan pembekuan darah, dan kejang,” tutur Noegroho.