Namun lain waktu, di saat dia menghadapi bahaya, “selubung gaib” itu tidak aktif. Dia masih tampak dimata orang yang dihadapannya, namun massa tidak bereaksi menyerang, bahkan beberapa dari mereka menjadi lemas saat diajak berjabat tangan, bahkan setelah itu mereka tidak mampu berdiri, seperti kena Ajian Prembanyu.

Pengalaman berbeda dialami PNS. Saat dia naik bus, secara refleks membaca amalan itu dan dia sering dilewati kondektur. Bisa jadi saat itu dia tidak tampak sehingga tidak ditarik ongkos. Bahkan dia pernah terlambat mengikuti upacara bendera di kantornya, yang menurut aturan kena sanksi, ternyata juga tidak ada petugas menghampiri.

Teman itu sering keluar kota untuk berguru. Walau dia tidak punya SIM, dan hanya berbekal STNK dan membaca doa “menutup pandangan”. Namun  ketika muncul kekhawatiran, keajaiban itu tidak datang. Akhirnya dia pilih mengurus SIM.

Anehnya, setelah punya SIM, ilmunya sudah tidak manjur lagi. Setiap ada razia dia diperiksa layaknya pengendara lain. Bisa jadi, penyebabnya saat dia sudah memiliki SIM, rasa keterdesakan itu sudah tidak ada, sehingga ilmunya tidak bereaksi.

Berawal Dari Mencoba

Ilmu itu bebas nilai, hitam putihnya, manusialah yang mewarnainya. Ujian bagi orang memiliki ilmu itu berat. Bahkan ada yang karena belajar ilmu yang kurang pas, maka hidupnya malah tidak karu-karuan.