JEPARA (SUARABARU.ID) – Jenis tari di Nusantara sangat beragam dan menjadi kekayaan dan kebanggaan bangsa. Karena itu setiap tarian memiliki latar budaya sendiri. Demikian juga dalam merangkai gerak tari pun disesuaikan dengan makna tarinya. Bukan hanya itu, sebuah tarian juga memiliki sejarah tertentu, termasuk saat pementasannya yang disesuaikan dengan tujuan penciptaan tari itu.
Demikian juga Tari Sernemi, tari khas masyarakat nelayan sekitar Teluk Jepara yang kini menjadi kelurahan Jobokuto. Tarian yang konon mulai muncul di era kepemimpinan H.Sidiq, kepala desa Ujungbatu yang pertama. Ia tercatat sebagai petinggi tahun 1920-an hingga masa kemerdekaan.
Saat dibawah kepemimpinannya konon tari Sernemi diciptakan. Namun tidak ada catatan siapa seniman yang menciptakan tari ini. Kuat dugaan tari ini diciptakan untuk mengiringi sesaji yang kala itu mulai menggunakan kepala kerbau sebagai sesaji utama.
Bentuk koreografi tari Sarnemi, mulai gerak, tata rias, iringan, kostum memang unik sebab hanya menggambarkan aktivitas nelayan saat mencari ikan yang kemudian dirangkai dalam beberapa bentuk gerakan yang estetis. Sayang tari yang menjadi ciri khas masyarakat sekitar Bandar Jepara ini belum terdokumentasi dengan baik.
Bung Karim, aktivis Jepara yang menjadi salah satu sosok di balik dihidupkannya kembali tarian ini menuturkan, nama tari Sarnemi sendiri diduga berasal dari nama kelompok nelayan di desa Ujungbatu yang berkegiatan dibawah kepengurusan Nahdlatul Ulama kala itu. “Karena itu tarian ini hanya ada di Ujungbatu, Jepara” ujarnya.
Tari Sernemi ini pernah dipentaskan di tingkat Jawa Tengah dan diatas panggung spektakuler Festival Kartini Jepara tahun 2015. Juga dipetaskan pada acara-acara di Jepara, termasuk dalam beberapa larungan sesaji.
Hadepe