Ketika ada teman sekolah atau keluarga (akan) mengalami sesuatu yang kurang baik, bahaya, dsb, ketika sinyal kejadiannya “tersadap”, anak itu sedih, hingga jadi pemurung.
Pada rangkuman doa itu ada empat opsi, meliputi: Kemampuan memahami, ilmu (laduni), ilmu hikmah (supranatural), dan analisis (logika). Dan bisa difokuskan salah satu bidang atau keempatnya.
Dulu, saya menulis naskah (buku, rubrik) dengan mesin ketik. Andai saat itu sudah ada komputer, waktunya tentu lebih singkat atau lebih produktif.
Doa Pembuka Hati
Sekilas tentang Imam Jalaluddin, perangkum doa tersebut, beliau diakui sebagai pakar hadis pada masanya. Allah menganugerahkan kemudahan meraih ilmu sejak remaja. Kecerdasannya di atas rata-rata,ditunjang lingkungan kondusif yang kental nuansa ilmiahnya.
Sewaktu kecil, ayahnya membawanya ke majelis Syekh Muhamamd Al-Majdzub dan memperoleh doa keberkahan darinya. Setelah itu, beliau dibimbing para ulama, di antaranya, Kamaluddin bin Al-Hammad.
As-Suyuthi menghafal Alquran sejak usia delapan tahun. Demikian juga kitab Al-Umdah, Minhajul Fiqh wal Ushul, dan Alfiyah Ibnu Malik menjadi kitab-kitab berikutnya yang dia hafal di luar kepala.
Beliau sejak usia 14 tahun belajar fikih, nahwu dan ilmu faraidh (bagi waris) dan ilmu fikih dari Sirajuddin Al-Bulqini, tafsir dari Asy-Syaraf Al-Manawi, bahasa Arab, dari Taqiyyuddin Asy-Syumani dan Muhyiddin Ar-Rumi.
Baca juga Menabung Energi Kebajikan
Ilmu hadis dari ulama senior di bidang itu hingga dia dapat mempelajari buku induk hadis kepada para ulama, di antaranya: Taqiyyuddin Asy-Syibii, Qasim bin Qathlu Bugha, dan Taqiyyuddin bin Fahd. Ia mempelajari kitab Shahih Muslim dari Syamsuddin As-Sakrafi. Ia mengkaji kitab Nakhbatul Fikr di hadapan At-Taqiyyi Asy-Syumani.