blank
JUMPA PERS - Kapolres Tegal AKBP Arie Setya Syafa'at menyampaikan hasil pemeriksaan kejiwaan terhadap tersangka pelaku pembunuhan dengan mutilasi pada jumpa pers di Mapolres Tegal. (foto: dok/ist)

SLAWI (SUARABARU.ID) – Setelah dilakukan serangkaian pemeriksaan kejiwaan terhadap tersangka pelaku pembunuhan mutilasi, Polres Tegal memutuskan untuk melanjutkan kasus kasus tersebut.

Perkembangan hasil dari pemeriksaan kejiwaan dan psikologi tersangka Khadirun (44) warga RT 05 RW 07 Desa Blambangan, Kecamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah disampaikan melalui releas oleh Kapolres Tegal AKBP Arie Setya Syafa’at di kantornya Jumat (8/4//2022).

AKBP Arie didampingi Wakapolres Tegal Kompol Didi Dewantoro dan Kasat Reskrim Polres Tegal AKP AKP I Dewa Gede Ditya Krishnanda kepada wartawan menyampaikan, hasil pemeriksaan Psikologi terhadap tersangka pelaku mutilasi dari RSUD Dr Soeselo Slawi menerangkan bahwa pada saat dilakukan pemeriksaan psikologi terduga tidak dapat diajak bekerja sama dengan baik, tidak mampu berkomunikasi dengan baik dan cenderung pasif. Terduga hanya berulang kali menceriterakan kejadian yang sama secara konstiten dan berulang.

blank
PELAKU – Pelaku mendapat pengawalan ketat petugas Polres Tegal. (foto: dok/ist)

“Hal itu menunjukan bahwa terduga kurang mampu dalam mengekspresikan perasaannya, cenderung memiliki kepribadian tertutup dan kurang mampu memiliki strategi koping yang adaptif dalam menghadapi stres sor yang ada. Berdasarkan hasil pemeriksaan psikologi bahwa pada saat ini terduga tidak didapatkan gangguan jiwa berat yang nyata,” ungkap Kapolres.

Pada saat ini kata Kapolres, terduga mampu untuk memahami nilai dan tindakannya, tidak mampu memaksudkan suatu tujuan yang sadar dan tidak mampu mengarahkan tujuan tindakannya. Dari hasil pemeriksaan tersebut disimpulkan proses hukum terduga dapat dilanjutkan dengan mempertimbangkan hasil dari pemeriksaan kejiwaan yang telah dilakukan.

Sementara hasil pemeriksaan psikologi terhadap tersangka dari Biro SDM Bagian Psikologi Polda Jawa Tengah mengungkapkan, bahwa subyek (tersngka) tumbuh dan berkembang dalam lingkup keluarga yang menurutnya serba kekurangan. Subyek dalam pengalaman sosialisasi dimasa kecil termasuk perilaku yang tidak menyenangkan (adsertif) sehingga subyek kurang mendapat perhatian dan kasih sayang oleh orang terdekat khususnya orang tua.

Subyek juga tergolong individu yang cenderung tertutup (introvert) dalam bersosialisasi. Subyek memberi jawaban atas pertanyaan cenderung monoton dan mengulang dalam menjawab.

Pada pemeriksaan psikologi subyek kurang kooperatif dan kurang merespon dengan baik, cenderung diam dan tidak tahu manakala mendapat pertanyaan yang menurut subyek akan mengancam posisi pada dirinya. Hal itu merupakan bentuk mekanisme pertahanan diri yang muncul sebagai reaksi alami dalam diri subyek.

Dari hasil observasi dan pemeriksaan secara keseluruhan menyimpulkan bahwa subyek mempunyai orientasi dalam kategori cukup baik, orientasi waktu, tempat dan ruang. “Dari pemeriksaan psikologi terhadap tersangka dari Biro SDM Bagian Psikologi Polda Jawa Tengah disimpulkan kepada subyek dapat dimintai pertanggungjawaban atas tindakan yang sudah dilakukan dengan tetap melengkapi bukti pada unsur pidananya,” pungkasnya.

Peristiwa pembunuhan dengan mutilasi diketahui oleh warga pada Rabu 2 Maret 2022 sekira pukul 15.30 dan dilaporkan ke Polsek Suradadi pukul 17.39 dengan korban seorang perempuan petani Kasni (59) warga RT 06 RW 02 Desa Jatimulya, Kecamatan Suradadi, Kabupaten Tegal. Korban meninggal dalam kondisi bagian payu dara dan kelamin terpotong (terdapat irisan benda tajam).

Nino Moebi