SEMARANG (SUARABARU.ID)– Kelompok Kepakaran dan Layanan Profesional (KKLP) Kamus dan Istilah Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, melakukan inventarisasi kosakata dan istilah budaya Jawa, di berbagai daerah.
Pada tahun ini, daerah-daerah yang dituju adalah Kabupaten Kendal, Kabupaten Purworejo, dan Kabupaten Magelang. Ketiga daerah itu dipilih, karena masyarakatnya menggunakan dialek Surakarta dalam tuturan sehari-hari.
”Pemilihan daerah berdasarkan dialek itu dilakukan, karena kegiatan inventarisasi ini merupakan kelanjutan inventarisasi kosakata yang sudah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya,” ujar Ema Rahardian MHum, selaku Koordinator KKLP Kamus dan Istilah, di Ruang Poerbatjaraka Balai Bahasa Provinsi Jateng, Jumat (1/4/2022).
BACA JUGA: Hujan Disertai Angin Kencang Akibatkan Sejumlah Rumah Warga Rusak
Dikatakan dia, data kosakata dan istilah budaya yang digali di Kabupaten Kendal beberapa hari lalu, mencakup kosakata dan istilah bidang kemaritiman, upacara tradisi kalang obong, dan pembuatan kerupuk kulit rambak dan kerupuk petis. Selain itu, digali juga kosakata dan istilah kerajinan gerabah dan kesenian kuda lumping.
”Di Kabupaten Kendal, tim kami menemui para perajin (penggalang) kapal dan nelayan. Tim menemukan banyak istilah-istilah bagian kapal, alat-alat yang digunakan dalam pembuatan kapal, dan nama-nama ikan dalam bahasa Jawa,” jelasnya.
Sementara itu, Umi Farida, salah seorang anggota KKLP menambahkan, pengambilan data kosakata dan istilah budaya Jawa juga dilakukan di Kabupaten Purworejo. Kosakata dan istilah budaya yang diambil di kabupaten ini, merupakan kosakata dan istilah bidang kemaritiman di Pantai Selatan.
BACA JUGA: Kontroversi Seleksi Jabatan, KASN akan Terima Pimpinan DPRD Jepara
Ada juga kosakata dan istilah tata rias pengantin, pembuatan gula aren dan gula semut, peternakan kambing etawa, kesenian dolalak, perkebunan durian, senjata tosan aji, kerajinan sangkar burung, kuliner khas Purworejo, serta kerajinan besek.
”Saat di Purworejo, tim berkesempatan mengunjungi Museum Tosan Aji dan bertemu dengan Purwadi, yang memiliki semangat dan kepedulian untuk berbagi sejarah dan profil tosan aji,” jelas Umi.
Diungkapkan pula, usai melalui perjalanan yang menanjak dan berliku, tim juga berhasil mengunjungi Desa Pandanrejo dan Desa Sumongari, Kecamatan Kaligesing, di lereng Bukit Menoreh.
BACA JUGA: Letkol Inf Bambang Hermanto Kapendam Baru di Kodam IV/Diponegoro
Desa Pandanrejo, lanjut Umi, menjadi salah satu desa yang dikembangkan sebagai desa wisata di Kabupaten Purworejo. Hal yang mengesankan yang dapat digali di kedua desa itu adalah, istilah-istilah dalam peternakan kambing etawa, serta pembuatan gula aren dan gula semut.
Sementara itu, Purwadi, staf Museum Tosan AJi, yang ditemui tim KKLP, menyatakan mendukung upaya yang dilakukan tim dari Balai Bahasa Provinsi Jateng dalam mendokumentasikan istilah-istilah budaya Jawa, yang saat ini semakin tidak dikenal generasi muda.
Dia berharap, generasi muda akan lebih mengenal budayanya sendiri, sehingga tidak kehilangan jati dirinya.
”Keris merupakan warisan budaya takbenda yang sudah terdaftar di Unesco. Dan ini perlu terus dilestarikan,” tutur Purwadi, yang biasa disapa Pak Ipung.
Selain di dua kabupaten itu, pengambilan data juga dilakukan di Kabupaten Magelang. Inventarisasi kosakata yang digali di Kabupaten Magelang meliputi istilah-istilah yang berkaitan dengan perkebunan salak, pertukangan batu dan relief candi, kesenian wayang wong, kerajinan wayang kulit, dan kerajinan bedug.
Di Kabupaten Magelang, tim KKLP menemukan banyak istilah. Mulai tahap pengolahan kulit (lulang) sebagai bahan pembuatan wayang, pemolaan, pewarnaan, alat-alat yang digunakan, hingga istilah-istilah pada ornamen wayang kulit.
BACA JUGA: Jelang Ramadan, Puluhan Liter Ciu Disita, Penjual Miras asal Nusukan Diamankan
Misalnya, cawi ‘ornamen berupa garis pada wayang’, drenjem ‘ornamen berupa titik-titik pada wayang’, dan lung-lungan ‘ornamen berupa sulur-sulur pada wayang’. Masyarakat umum terutama generasi muda, banyak yang kurang mengenal istilah-istilah itu.
Kosakata dan istilah yang terkumpul dalam inventarisasi kosakata tahun ini, akan ditambahkan dalam Kamus Budaya Jawa Digital. Kamus Budaya Jawa Digital diharapkan dapat dimanfaatkan generasi muda, agar semakin mengenal dan mencintai budaya Jawa.
Selain itu, istilah-istilah budaya Jawa itu akan diusulkan sebagai tema tambahan untuk memperkaya kosakata bahasa, melalui Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Riyan