Oleh: Amir Machmud NS
// dia hadir di gelanggang dengan pesan menantang/ : siapa siap menyediakan pelabuhan?/ dijanjikannya keganasan/ yang menjamin kemenangan/dia ada untuk sepak bola/ dia ada untuk dunia… //
(Sajak “Dia Bernama Erling Haaland”, 2022)
SAYA yakin, sebagai bola-mania, Anda pun suka setiap saat memetakan dinamika pasar pemain sepak bola.
Untuk saat ini, peta subjektif saya tak ragu merujuk tiga nama sebagai komoditas paling seksi: Erling Braut Haaland, Mohamed Salah, dan Pedri Gonzales.
Tentu masih banyak nama lain yang meramaikan bursa. Termasuk, ada di posisi mana Kylian Mbappe, “Pangeran Paris” yang disebut-sebut paling pantas menggantikan singgasana kemaharajaan Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo?
Saya punya pertimbangan tersendiri tentang Halaand. Dalam dua musim terakhir, pemain berpaspor Norwegia ini masuk dalam radar buruan hampir semua klub besar. Dari Real Madrid, Barcelona, Manchester City, Manchester United, Paris St Germain, hingga Bayern Muenchen.
Tiga tahun lalu, dia memilih berlabuh ke Borussia Dortmund, yang terbukti makin mematangkan performanya sebagai “raja gol”. Membukukan 80 gol dalam 81 laga sejak 2020 menandai betapa ganas striker 21 tahun ini. Plus koleksi 22 gol dari 23 pertandingan pada penggalan musim ini, menggambarkan seperti apa kengerian yang ditimbulkan oleh seorang Erling Haaland.
Dan, MU dibuat gigit jari ketika pada 2020 Haaland yang moncer bersama RB Salzburg menerima pinangan Die Borussen ketimbang ke Old Trafford.
Sebuah analisis psikologis memaparkan, Erling Haaland enggan bergabung dengan The Red Devils mengingat sejarah kelam yang pernah menimpa ayahnya, Alf-Inge Halaand.
Pada 2000, sang ayah yang memperkuat Manchester City diterjang tackle bengis Roy Keane yang adalah kapten MU. Insiden itu masuk catatan salah satu tackle terkejam dalam sejarah sepak bola. Karier Alf-Inge pun berakhir.
Tak ada permintaan maaf dari Roy Keane, yang bahkan dengan segala justifikasi menegaskan sengaja menyakiti Haaland lantaran “dendam” dari histori sebuah laga jauh sebelumnya.
Kini situasi terbuka bagi Erling Haaland untuk memilih “klub surga” yang bakal makin menempa kemampuannya, sekaligus menjamin bayaran tinggi. Konon, Pep Guardiola sangat meminati. Manajemen Manchester City siap mengucurkan gaji lebih dari Rp 9 miliar per pekan sebagai rekor bayaran pemain di Liga Primer.
Sejak ditinggal oleh Sergio Aguero dan Ferran Torres, The Citizens tidak bermain dengan striker murni. Produktivitas gol Pasukan Etihad bersumber dari para gelandang dan pemain sayap. Halaand adalah buruan logis City.
Mohamed Salah
Sementara itu, pertanyaan-pertanyaan tentang kelangsungan masa depan Mohamed Salah di Liverpool juga makin terjawab. Entah mengapa tidak terinfokan kemajuan negosiasi perpanjangan kontrak pemain yang telah berkontribusi besar mengembalikan kejayaan The Reds itu.
Besar kemungkinan, tidak tercapai kesepakatan tentang besaran gaji yang disodorkan Si “Raja Mesir”. Namun andai Liverpool memang masih membutuhkan jasa Mo Salah, apa pun yang diminta tentu diikhtiarkan bisa terpenuhi. Artinya, Juergen Klopp sudah punya opsi skema musim depan tanpa Mo Salah.
Barcelona sudah lama kepincut Salah. Juga Real Madrid dan Paris St Germain. Tampaknya Xavi Hernandez masih berniat menambah amunisi striker setelah Pierre-Emerick Aubameyang dan Ferran Torres nyetel dengan irama skematika Barca.
Untuk mendapatkan penyerang yang juga fungsional sebagai sayap dan false nine itu, Barca siap menjual sederet aset seperti Sergi Roberto, Martin Braithwaite, Luuk de Jong, Samuel Umtiti, dan Ruigi Puiq.
Di luar proyek Mo Salah, Xavi juga punya opsi lain mendatangkan Robert Lewandowski, striker Polandia yang menjadi mesin gol Bayern Muenchen.
Sementara itu, Real Madrid tentu bingung: memburu Haaland, Salah, atau fokus mendapatkan Kylian Mappe? Apabila Mbappe benar-benar hijrah ke Santiago Bernabeu, PSG akan butuh pengganti setara, dan bukan tidak mungkin itu adalah Mo Salah.
Nama lain yang menonjol adalah Pedri Gonzales. Mudah digambarkan, pemain yang disayang oleh Lionel Messi dan disebut-sebut sebagai “New Andre Iniesta” ini dengan berbagai cara akan dipertahankan oleh Xavi.
Pelatih Barcelona itu sangat membanggakan Pedri, yang dia sebut sebagai pemain muda terbaik dunia saat ini. Dia telah menjadi elemen penting dalam puzzle tiki-taka yang sedang dihidupkannya kembali. Pedri pun makin berkembang dalam arahan Xavi.
Peta di bursa pemain pada musim panas nanti akan diwarnai pergerakan-pergerakan transfer yang sekarang sudah terbayangkan. Pun, bisa jadi muncul kejutan-kejutan yang berkisar pada nama-nama seksi itu.
Maka catatlah ke mana pendulum transfer bergerak, untuk mencari isyarat hendak berlabuh di mana Erling Haaland, dan Mo Salah…
— Amir Machmud NS, wartawan suarabaru.id, kolumnis sepak bola, dan Ketua PWI Provinsi Jawa Tengah —