blank
Bupati Kebumen Arif Sugiyanto memegang kain tenun produksi pengerajin di Desa Seboro, Kecamatan Sadang, di Kebumen utara.(Foto;SB/Ist)

KEBUMEN (SUARABARU.ID) – Di wilayah pegunungan Kecamatan Sadan, Kebumen utara, ternyata menyimpan potensi para pengrajin kain tenun tradisional.

Hebatnya, kain tenun hasil karya warga Kebumen utara itu sudah dipasarkan ke luar daerah. Seperti ke Bali, Jakarta, Semarang, Yogyakarta dan Surabaya. Bahkan sampai ekspor ke Bahrain, Timur Tengah.

Para pengrajin tenun tepatnya berada di Desa Seboro RT 02 RW 08, Kecamatan Sadang, Kebumen.  Saat ini ada sekitar 30 warga yang setiap hari bekerja sebagai pengrajin kain tenun di bawah CV Kartinasia Jaya.

blank
Bupati Arif Sugiyanto dan rombongan melihat dari dekat produksi kain tenun tradisional di Desa Seboro, Kecamatan Sadang, Kebumen.(Foto;SB/Ist)

Potensi dari Seboro ini mampu mengundang perhatian Bupati Kebumen Arif Sugiyanto. Pada saat acara Mubeng Kebumen ke- 4, Bupati didampingi  Ketua Tim Penggerak PKK Kebumen Iin Windarti dan sejumlah pimpinan OPD. Mereka mengunjungi tempat pengrajin tenun di Desa Seboro.

“Ini luar biasa keren. Kebumen punya banyak potensi. Seperti halnya kain tenun Seboro ini. Mungkin masyarakat Kebumen masih sedikit yang tahu  ternyata ada pengrajin tenun di Kebumen yang benar-benar dibuat secara tradisional, dengan hasil yang bagus,” ujar Bupati di Seboro, Sabtu (29/1).

Pemerintah pun siap mendorong agar pengrajin tenun di sini lebih maju. Baik memberikan permodalan, kemudian pelatihan, dan pemasaran, sehingga banyak masyarakat di Seboro dan Sadang pada umumnya, yang mau bekerja menjadi pengrajin kain tenun.

“Tentu pemerintah akan mendukung, baik dari sisi permodalan, pelatihan, dan pemasaran. Kita ingin ini dibesarkan lagi agar bisa mengangkat lebik banyak lapangan kerja, sehingga harapannya ketika masyarakat maju, Sadang tidak lagi disebut sebagai wilayah kemiskinan ekstrem di Kebumen,” ucap Arif Sugiyanto.

Belajar dari Jepara,  Masih Butuh  Dukungan Modal

Ketua Kelompok Pengrajin Tenun “Kartinasia Jaya” Nasihin menjelaskan, pengrajin tenundi desanya  telah lama. Berkat salah seorang warga Seboro bernama Nanang Setiawan yang mempunyai keahlian membuat tenun saat tinggal di Jepara. Setelah mahir, Nanang kemudian mengembangkan di Kebumen.

“Awalnya dari Mas Nanang dia belajar tenun di Jepara, kebetulan istrinya orang sana. Setelah bisa, dia pulang ke Kebumen dan menggerakkan masyarakat untuk belajar menenun. Alhamdulillah sekarang sudah ada 30 orang yang ikut sebagai pengrajin,”terang Nasihin.

Produksi yang dihasilkan berupa sarung dan kain bahan tenun. Dalam sehari satu pengrajin bisa menghasilkan satu sarung. Atau perhari bisa memproduksi 5 meter kain. Selain sarung, pengrajin juga membuat baju tenun, dan aksesoris tenun lainnya. Satu sarung dijual dengan harga Rp 220 ribu, dan 1 meter kain Rp60 ribu.

“Terus terang untuk bisa mengembangkan ini kami masih butuh permodalan ya. Terutama untuk beli alat tenun, benang, dan tempat produksinya. Karena tempatnya sempit, banyak warga yang akhirnya buat sendiri di rumah,” harap Nasihin.

Nasihin menyampaikan terima kasih atas kehadiran Bupati. Ia berharap, pemerintah bisa memberikan dukungan untuk kemajuan pengrajin tenun di Seboro. “Kita berharap dengan tenun ini bisa semakin banyak memberdayakan masyarakat, sehingga desa kami bisa maju, Sadang terbebas dari kemiskinan,”ucap Nasihin.

Selain kain tenun, Desa Seboro dikenal juga dengan penghasil makanan ringan. Ada kacang telor, kemudian penghasil buah kelengkeng, dan wisata embung Selo Asri.

Bupati pun meminta dalam Kebumen International Expo Juni nanti, Seboro diberikan stand khusus untuk promosi produknya.

Komper Wardopo