blank
Pasar Johar yang akan diresmikan Presiden Joko Widodo Rabu besok. Foto: semarangkota.go.id

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Rabu 5 Desember 2021, Pasar Johar yang sudah selesai renovasinya, akan diresmikan Presiden Joko Widodo.

Persiapan pembukaan dan peresmian Pasar Johar Semarang oleh Presiden hari ini seluruh pedagang pasar Johar menjalani swab antigen.

Hal itu sebagai bagian dari protokol kesehatan, yang harus dipenuhi Pemerintah Kota Semarang dengan hadirnya Presiden Republik Indonesia saat meresmikan dan membuka secara resmi Pasar Johar yang menjadi ikon Kota Semarang tersebut.

“Ya persiapannya hari ini tadi, seluruh pedagang diwajibkan menjalani swab antigen dari Dinas Kesehatan Kota Semarang. Agar besok bisa mengikuti pembukaan yang dibuka Pak Jokowi,” jelas Anwar, pedagang Buku Yassin dan perlengkapannya kepada SURABARU.ID di Semarang Selasa (4/1/2022).

blank
Anwar Z, pedagang Yassin    yang yang menempati loss Utara lantai 2 Pasar Johar Baru Semarang bersama istri tercintanya. Foto : Dok Istw

Selain itu, lanjutnya, diinstruksikan agar para pedagang siap atau stand by di lokasi saat Pasar Johar dibuka oleh Presiden Joko Widodo besok. Sebab, dalam pembukaan besok, selain pedagang tidak boleh masuk ke lokasi.

2.000 Pedagang Belum Terima Undian

Disampaikan pula oleh ayah empat anak ini, dari 6.000 pedagang yang menempati dan berdagang di Pasar Johar, hingga kini yang memperoleh undian dan memiliki hak untuk menempati, masih pada kisaran 4.000 pedagang dan masih ada sekitar 2.000 pedagang yang belum memperoleh undian menempati loss.

“Pengundiannya sudah dilakukan dua kali. Kemarin baru diundi sekitar 1.600 pedagang. Dan besok tanggal lima, (5/1/2022) harus sudah menempati. Kalau saya ikut undian yang pertama, sekitar dua bulan lalu bersama sekitar 2.400 pedagang lainnya,” tandas Anwar.

Lebih jauh disampaikan oleh Anwar, hingga sekarang penempatan pedagang masih kurang sesuai dengan area jenis dagangannya, karena dagangannya saat ini dicampur atau bersama dengan para pedagang gerabah.

“Sekarang ini luas lapaknya lebih kecil, hanya 1×1,5 meter. Padahal dulu punya saya yang lama ukurannya 2×2,5 meter,” ungkapnya.

Sedang untuk pedagang yang masih berjualan di tanah milik Masjid Agung, imbuhnya, diberikan batasan waktu oleh Pemkot Semarang hingga bulan Maret 2022 mendatang.

“Jadi jika nanti sampai bulan Maret 2022 belum pindah, ya urusannya sewa langsung dengan pengelola Masjid Agung. Itu per bulan sekitar Rp 3 juta dengan ukuran 2,5×3 meter. Kalau sebelumnya, urusan sewa tempat menjadi tanggung jawab Pemkot Semarang,” pungkas Anwar.

Absa