blank
Wakil Bupati Wonosobo M Albar ketika menanam pohon di Sikatok Sigedang Kejajar Wonosobo. Foto : SB/Muharno Zarka

WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Wakil Bupati Wonosobo M Albar mengajak semua warga untuk ikut aktif dalam gerakan “Ayo Ngrumat Tuk”. Karena mata air menjadi sumber kehidupan bagi manusia dan ekosistem lain di sekitarnya.

“Apalagi daerah Wonosobo merupakan wilayah strategis bagi keberlangsungan ketersediaan sumber mata air bagi daerah sekitar maupun bagi wilayah di bawahnya,” ujar dia.

M Albar menyampaikan hal tersebut di sela-sela peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) bertema “Perlindungan Mata Air sebagai tolak ukur Kerusakan Lingkungan dan Ekonomi Masyarakat” di Sikatok Sigedang Kejajar Wonosobo, Minggu (28/11).

Dikatakan Gus Albar, Wonosobo juga menjadi hula dari daerah aliran sungai (DAS) Luk Ulo, Bogowonto, Serayu dan Tulis, yang mengaliri daerah Banjarnegara, Banyumas, Purbalingga, Cilacap, Kebumen dan Purworejo.

“Menurut Global Forest Watch, Indonesia telah kehilangan 9,7 juta hektar hutan primer atau sekitar 36 persen dari tutupan hutan selama periode 2002-2020, dengan penyebab utamanya adalah deforestasi,” sebutnya.

Penghentian deforestasi inilah, sambung dia, yang sangat penting dilakukan, sebagai upaya untuk menyerap emisi karbon yang menyebabkan perubahan iklim. Kerapatan tanaman dan pengelolaan lahan di Wonosobo menjadi hal sangat penting karena akan berpengaruh pada wilayah di bawahnya.

Potensi Bencana

blank
Penanaman pohon juga dilakukan relawan PT Tirta Investama Wonosobo. Foto : SB/Muharno Zarka

“Keadaan geografis Wonosobo dengan curah hujan yang cukup tinggi berpotensi bencana alam seperti tanah longsor, yang belakangan telah terjadi beberapa kali. Hal ini menekankan semakin pentingnya keberadaan pohon, terutama dalam perannya menahan laju air dan erosi,” tegas dia.

Wabup mengatakan, saat ini tengah berada di salah satu dusun yang memiliki keunikan sendiri, karena struktur tanahnya yang tidak dapat menyimpan air dalam waktu yang lama, sehingga ketika musim kemarau tiba akan mengalami kesulitan air.

“Saya menilai penanaman pohon di lokasi ini tepat dan solutif. Ketersediaan air merupakan hal yang esensial, baik secara kualitas maupun kuantitas bagi kehidupan,” tutur politisi yang juga menjabat sebagai Sekretaris Dewan Syuro DPC PKB Wonosobo itu.

Menurutnya, di Wonosobo sendiri terdapat tiga sumber energi baru terbarukan, di mana seluruh masyarakat berperan penting akan keberlangsungannya, yakni Telaga Menjer, Bendungan Wadaslintang dan Bendungan Mrican Banjarnegara.

“Menjaga lingkungan dan air sebagai tolak ukur kerusakan lingkungan dan kesejateraan, tidak dapat hanya dilakukan oleh pemerintah saja. Namun membutuhkan partisipasi aktif dari semua pihak terkait. Pelaksanaan pembangunan juga harus memiliki prespektif pelestarian lingkungan,” terangnya.

Edukasi untuk menumbuhkan kepedulian lingkungan sangatlah penting dilakukan, baik melalui pendidikan formal maupun non formal, generasi muda dikenalkan dan dibiasakan dengan tanggungjawab akan lingkungan.

Muharno Zarka