SEMARANG (SUARABARU.ID) – Yayasan Ar-Rois Cendekia Semarang menggelar Camping Moderasi Beragama untuk Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) SD se-Kota Semarang.
Kegiatan yang berlangsung di Yayasan Ar-Rois Cendekia, Jalan Gondoriyo, RT.01/RW.02 Kelurahan Wates, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang dibuka oleh Walikota Semarang yang diwakili Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang, Gunawan Sapto Giri, Minggu (28/11/2021).
Dalam kegiatan diikuti oleh 50 guru PAI SD Kota Semarang sebagai peserta pembekalan yang berlangsung selama tiga hari.
Gunawan menyampaikan, camping moderasi beragama artinya memberikan pemahaman tentang moderasi beragama secara benar, yang hasilnya nanti bisa disampaikan kepada anak didiknya di sekolah masing-masing.
“Sesuai dengan visi pendidikan nasional yakni membentuk masyarakat indonesia yang maju, berdaulat, mandiri dan berkepribadian, salah satunya guru dibekali pelatihan ini, yang selanjutnya bisa disampaikan kepada anak didik di Kota Semarang,” ungkap Gunawan.
“Pelatihan yang dimaksud ada dalam 4 pilar yakni UUD 45, Pancasila, NKRI dan Bhineka Tunggal ika yang jadi patokan kita di Indonesia,” ujarnya.
Menurutnya, itu sudah mencanangkan kebhinekaan, ada berbagai etnis, agama dan lainnya. Harus ada rasa toleransi dan menghargai.
Sementara itu Pengasuh Yayasan Ar-Rois, Ahmad Rofiq Mahfudz menyampaikan, kegiatan ini sebagai ikhtiar pemerintah dengan masyarakat. “Alhamdulillah Ar Rois dipercaya bekerja sama dengan pemerintah untuk menyelenggarakan moderasi beragama yang tujuannya bagaimana mengembangkan sikap keragaman umat beragama,” jelasnya.
“Kami mengundang guru agama SD se Kota Semarang untuk diberi pembekalan terkait toleransi. Selanjutnya mereka bisa mengenalkannya kepada anak didiknya masing-masing, supaya anak-anak bisa belajar tentang toleransi sejak dini, bisa menghargai umat beragama lainnya,” tambahnya.
Disampaikan, dalam kegiatan pembekalan seperti ini akan dimulai untuk guru SD PAI. Namun pihaknya berharap pada tahun berikutnya bisa dikembangkan untuk guru-guru lainnya.
Dikatakan, dalam pembekalan peserta akan diberi latihan materi salah satunya terkait toleransi. “Kita fokus bagaimana nilai toleransi perlu dikembangkan sejak dini. Kita tahu bahwa di media digital ketegangan umat beragama sangat terlihat. Jika dibiarkan tentu akan berbahaya, bisa mengancam kehidupan berbangsa dan bernegara,” tuturnya.
Disebutkan bahwa pembekalan ini akan berlangsung selama 3 hari yang juga akan dilaksanakan di Kampoeng Djowo Sekatul, Mergosari, Limbangan dengan materi teknis.
Ning