blank
Manajer Persiku Ferdaus Ardiyansyah. Foto:Tangkapan layar

KUDUS (SUARABARU.ID) – Sejumlah persoalan terungkap menyusul kegagalan Persiku Kudus dalam kompetisi Liga 3. Mulai keterlambatan gaji pemain hingga kurang perhatiannya manajemen terhadap tim, disinyalir menjadi penyebab buruknya performa tim Macan Muria.

Beberapa pemain yang ditemui awak media mengungkapkan, sejak mulai tanda tangan kontrak pada September silam, mereka baru menerima satu kali gaji. Praktis saat pertandingan Liga 3 berjalan, pemain belum mendapatkan gaji keduanya.

“Yang cair baru gaji untuk bulan pertama. Semestinya saat pertandingan Liga 3 mulai, kami harusnya sudah mendapatkan gaji kedua. Tapi nyatanya manajemen belum membayarnya,”kata sejumlah pemain yang enggan disebutkan namanya, Selasa (9/11).

Baca juga:

Kantor Manajemen Persiku Jadi Sasaran Kemarahan Suporter

Ardi; Saya yang Mestinya Patut Marah atas Kegagalan Persiku

Selain itu, pemain juga sering mengeluh makanan yang diberikan oleh manajemen. Sejak masa persiapan hingga pertandingan Liga 3 digelar, katering yang diberikan kurang memadai untuk asupan gizi pemain.

“Sejak mulai persiapan, kami merasakan asupan gizi yang diberikan kurang memadai. Padahal, kami sudah berlatih cukup keras. Sementara untuk beli makanan di luar, uang juga tidak ada,”paparnya.

Pemain juga menyebut perhatian manajemen kurang. Sangat jarang manajemen menyambangi mess pemain untuk sekedar memberi motivasi atau semangat kepada tim.

“Seakan kami dibiarkan begitu saja. Apalagi saat keterlambatan gaji, banyak pemain yang bingung harus mengadu ke siapa. Karena pelatih juga tak mau tahu urusan gaji,”tandasnya.

Puncaknya, saat pemain bertolak ke Pemalang untuk melakoni laga. Kejelasan pembayaran gaji tak pernah disampaikan secara terbuka oleh manajemen.

“Saat di Pemalang, perhatian manajemen juga kurang. Makan saja kami hanya dikasih nasi kotak. Bagaimana bisa menampilkan performa terbaik kalau asupan makanan saja kurang memadai,”tukasnya.

Hal tersebut yang kemudian membuat mental bermain para pemain menjadi kurang maksimal. Pemain akhirnya hanya sekedar tampil apa adanya, tanpa memiliki motivasi tanding yang maksimal.

Dengan gagalnya Persiku melangkah ke babak 10 besar, pemain juga kini mempertanyakan nasib mereka terutama atas sisa gaji yang menjadi haknya. Sebab, kontrak yang mereka tandatangani berdurasi empat bulan dan baru berakhir pada Desember mendatang.

“Kami ingin mempertanyakan sisa gaji yang menjadi hak kami sebagaimana tercantum dalam kontrak,”tandasnya.

Manajemen Habiskan Rp 1,5 M

Terpisah, manajer Persiku Kudus Ferdaus Ardiyansyah mengaku siap menjadi pihak yang disalahkan atas semua kegagalan yang dialami Persiku. Sebagai top leader tim, dirinya siap bertanggung jawab atas semua yang sudah terjadi.

“Saya tidak akan menimpakan kesalahan pada siapapun. Saya siap bertanggung jawab semuanya. Pun dengan anggapan saya gagal membangun motivasi tim, saya akan terima”jelas Ardi dalam keterangan persnya yang digelar secara virtual.

Terkait masa depan pemain beserta sisa gaji yang harus dibayar, menurut Ardi akan dibahas dalam rapat manajemen yang akan digelar malam ini.

“Kami akan membahasnya dalam rapat manajemen. Nanti akan diputuskan bagaimana nasib pemain beserta sisa gajinya,”ujarnya.

Di sisi lain, Ardi menyatakan kalau operasional tim sejak pembentukan hingga Liga berjalan semuanya berasal dari kocek pribadinya. Menurutnya, dana APBD atau bantuan dari Pemkab sama sekali belum turun.

“Sejak persiapan hingga sekarang, saya sudah mengeluarkan anggaran sekitar Rp 1,5 miliar,”tandasnya.

Ardi juga tidak tahu apakah biaya operasional tim tersebut akan mendapat ganti dari kucuran dana APBD atau tidak. Karena sampai saat ini, kucuran dana dari APBD belum jelas berapa jumlahnya dan kapan cairnya.

“Namun yang harus digarisbawahi, Persiku ini bukan milik saya pribadi, tapi milik publik dan Pemkab Kudus,”tandasnya.

Meski demikian, Ardi tetap akan melaporkan semua pertanggungjawaban tim kepada Askab PSSI. Termasuk apakah dirinya akan bertahan sebagai manajer atau tidak, hal tersebut akan diserahkan sepenuhnya ke Askab.

“Saya menjadi manajer Persiku atas amanat dari Askab. Jadi, semuanya saya serahkan ke Askab,”tandasnya.

Tm-Ab