SEMARANG (SUARABARU.ID) – Sejak dimulainya kegiatan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di sejumlah sekolah Kota Semarang pada September 2021, seluruh standar pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) total berubah mengikuti standar protokol kesehatan (Prokes).
Mulai dari tupoksi pelaksanaan kegiatan sekolah hingga cara didik yang diterapkan kepada murid – murid oleh para guru tak lepas dari prosedur keamanan kesehatan sesuai peraturan pencegahan penularan pandemi Covid-19.
Seperti yang dialami Althaf Syafiq, siswa kelas IX di SMP Negeri 12 Semarang, yang mulai belajar secara tatap muka selama sebulan belakangan ini. Warga Banyumanik Semarang yang sudah setahun belakangan ini belajar secara online ini merasa senang bisa kembali ke sekolahnya.
Sejak pagi dirinya datang ke sekolah dengan diantar orangtuanya hingga ke gerbang sekolah. Tak langsung masuk, Althaf harus antre berjarak dan diperiksa suhu tubuhnya oleh penjaga (satpam) di gerbang depan sekolah.
Usai pemeriksaan menggunakan thermal gun, dirinya harus mengikuti prosedur berikutnya yaitu mencuci tangan di wastafel luar lengkap dengan sabun. Setelahnya para siswa harus mengikuti garis jalur yang telah dibuat pihak sekolah untuk memasuki masing – masing kelas secara bergiliran.
“Setelah masuk kelas langsung duduk sendiri – sendiri satu meja satu orang, lalu pelajaran pertama yang disampaikan guru adalah soal kewajiban menggunakan masker. Dikasih tahu guru kalau para murid selama di sekolah harus selalu mengenakan masker biar tidak tertular,” katanya.
Tak hanya diberitahu soal kewajiban bermasker saja, para guru juga mensosialisasikan penggunaan sanitizer kepada para murid dalam setiap kegiatan, terutama penggunaannya setelah melakukan kontak tangan dengan orang lain, baik sesama murid ataupun saat kegiatan lain.
Kepala Sekolah SMP Negeri 12 Semarang, Sumrih Rahayu, menjelaskan, setiap harinya sebelum mata pelajaran kurikulum sekolah disampaikan, para guru wajib mensosialisasikan soal protokol kesehatan kepada para murid.
Sosialisasi protokol kesehatan seperti menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas dirasa jauh lebih penting saat ini untuk diketahui para murid sekolah.
Pandemi Covid-19 yang masih terjadi dan belum hilang sepenuhnya menjadi kewaspadaan tersendiri, khususnya bagi anak – anak usia sekolah yang sangat rentan tertular Virus Corona pada saat berkegiatan di luar rumah.
“Sosialisasi kewajiban pakai masker dan menggunakan sanitizer setiap harinya sudah seperti mata pelajaran utama yang kami sampaikan ke anak – anak. Ini juga sesuai dengan instruksi dari dinas,” ungkap Sumrih.
Senada dengan Sumrih, Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang, Gunawan Saptogiri, mengatakan, dari Disdik sudah mengirimkan surat edaran ke semua sekolah di Kota Semarang terkait pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM), baik sekolah negeri ataupun swasta.
Sosialisasi protokol kesehatan di sekolah – sekolah yang melaksanakan pembelajaran tatap muka merupakan hal wajib. Kepada para murid – murid juga wajib disampaikan pentingnya mengikuti prosedur protokol kesehatan sekolah, mulai dari datang, proses belajar, hingga kembali pulang.
“Yang penting itu ya saat murid masuk kelas, harus disosialisasikan prokes 5M agar para murid menjadi terbiasa. Penyampaiannya pun tidak lama, yang penting para murid harus senantiasa ingat terus soal menjaga kesehatan di masa pandemi ini, sehingga mereka aman dari penularan mulai dari datang hingga pulang,” katanya.
Proses penyampaian prokes kepada para murid sekolah dasar (SD) bahkan lebih intens lagi. Sosialisasi 5M harus dilakukan berulang kali agar para murid terbiasa dan ingat terus apa yang harus dilakukan saat berkegiatan sekolah, terutama pada jam istirahat.
Terpisah, Anggota Komisi D DPRD Kota Semarang, Dety Dyah Ratna, mengatakan, kesadaran untuk melaksanakan protokol kesehatan pada setiap murid sekolah harus benar – benar ditingkatkan dan menjadi kebiasaan sehari – hari.
Politisi dari PDI Perjuangan ini menekankan pentingnya sosialisasi 5M saat kegiatan belajar dimulai di sekolah – sekolah. Apalagi masa libur panjang selama setahun lebih yang memaksa para murid belajar secara online menciptakan satu kebiasaan yang harus diubah.
“Mereka setahun lebih sekolahnya dari rumah, jadinya terbiasa nggak pakai masker atau menerapkan prokes. Nah kebiasaan itu yang harus diubah sekarang ini ketika PTM dimulai, kesadaran akan keselamatan dan keamanan terhadap Covid-19 harus dibangun di benak anak – anak, caranya ya dengan tidak henti – henti mensosialisasikan prokes,” katanya.
Hery Priyono