SEMARANG (SUARABARU.ID)-Sedikit longgarnya level PPKM untuk wilayah Kabupaten Semarang dan sekitarnya disambut cepat oleh para dermawan untuk menggelar aksi sosial dan panggung hiburan masyarakat.
Sasaran aksi sosial kali ini mencakup ratusan warga dari dua kabupaten,yakni Kabupaten Semarang dan Kabupaten Magelang.
Bazar digelar di halaman rumah warga di Dusun Bulusari Desa Rejosari RT02/01 Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang.
“Penerima bazar sembako ini terpilih dan terbatas karena masih dalam kondisi PPKM. Ada sekitar 70 KK dari 9 Dusun dan Desa di Kecamatan Jambu, Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang dan Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang.
Sementara yang hadir mengambil bazar baju, tas, asesoris total mencapai 200an. Alhamdulilah semua berjalan aman, tertib lancar dan tetap sesuai prokes,”ujar Kepala Dusun Bulusari Toat Wahyudi kepada wartawan.
Dalam bazar ini ada dua panggung yang dikemas unik dan meriah.
Panggung pertama adalah stand-stand sembako gratis, baju baru, baju layak pakai, hijab, gamis, kebaya, alat ibadah, alat sekolah, asesoris, boneka dan lain-lainnya. Semua barang yang ada di bazar bisa diambil gratis.
Aksi bazar sembako gratis ini dimotori oleh Wildan Adi Nugroho dan teman-temannya dari berbagai kota di Indonesia. “Hidup ini bukan hanya tentang pencapaian mimpi-mimpi.
Melainkan tentang seberapa banyak manusia yang kita mudahkan urusannya sehingga mereka bisa tersenyum bahagia,”ujar Wildan mengutip satu kata bijak yang mendasari semangatnya menjadi penggerak aksi bagi sosial sembako dan santunan warga kurang mampu sepanjang pandemi 2020 hingga 2021 ini.
Bazar disambut antusias oleh para penerima yang didominasi lansia, warga kurang mampu hingga masyarakat petani, buruh, pekerja berbagai sektor yang terdampak pandemi.
“Saya senang bisa dapat sembako bisa buat makan satu keluarga. Ditambah baju-baju bagus, bisa buat kondangan, sebagian dipakai sehari-hari dan sebagian dipakai ke sawah,”ujar Manteb salah satu penerima paket bazar sembako gratis.
Sementara di sela-sela bazar gratis ini, berdiri panggung hiburan meriah yang menampilkan Band Akustik Stevacoustic dari Semarang, pentas seni anak-anak kolaborasi anak desa, siswa SDN Rejosari dan anak panti asuhan puteri Jambu hingga pembagian doorprize yang menggembirakan warga yang hadir.
Gelaran panggung hiburan ini dimotori oleh Shinta Ardhan, Jurnalis, TV Presenter dan MC Semarang yang sedang pulang kampung di Dusun Bulusari Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang.
“Dua pekan lalu Mas Wildan dan teman-temannya mengajak bikin bazar sembako gratis. Langsung saya sambut dengan senang hati. Saya segera membuat tim remaja dan ibu-ibu dari dusun kami untuk mempersiapkan acara bazar sembako ini,”ujar Shinta.
Sebagai jurnalis yang berlatar belakang enterteiner, Shinta tentu tak ingin melewatkan momentum bazar yang menghadirkan banyak orang ini terlewat begitu saja. “Saya langsung menggerakkan para dermawan jaringan saya untuk memberikan dukungan agar panggung hiburan masyarakat ini dapat terwujud. Ini panggung hiburan yang saya konsep syarat makna. Ada kolaborasi anak dusun, SDN Rejosari dan anak panti asuhan puteri Jambu. Ada pesan saling menghargai dan gali potensi. Serta dalam konsep naskah banyak menekankan pesan semangat kembali ke sekolah setelah panjangnya belajar dari rumah di masa pandemi,”terang Shinta.
Beberapa anak berbakat dari desa setempat ditampilkan menyanyi, menari, story telling, baca puisi. Sementara sebagai MC ditampilkan dua anak berbakat dari Panti Asuhan Aisyah Jambu. Dan sebagai bintang tamu, ada penampilan Farhan dan Rizky, siswa SDN Rejosari juara Pantomim Tingkat SD se Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang.
“Panggung ini memberi ruang ekspresi anak-anak dan memberi apresiasi anak-anak berbakat untuk kita tampilkan,”ujar Shinta yang melatih anak-anak berbakat ini penuh semangat.
Selain itu, ada bebera acara yang meramaikan bazar ini. Dua minggu sebelum puncak acara tim kreatif yang terdiri dari remaja dan ibu-ibu mengadakan lomba anak-anak, remaja dan ibu-ibu.
Lomba foto kreatif anak, tema ‘Aku dan Alam Desaku’. Kedua lomba video pendek dolanan jaman dulu dan ketiga lomba makeup remaja dan ibu-ibu. Perserta dari beberapa desa di Kecamatan Jambu. “Ada pesan mencintai budaya dengan lomba video dolanan jaman dulu. Dan pesan bangga jadi anak desa sekaligus menggali potensi desa melalui hasil lomba foto ini. Ada semangat bersama. Satu keluarga sampai harus boyongan ke sawah cari lokasi foto terbaik, ke perkebunan Jambu, Alpokat dan semua bangga menunjukan hasil bumi andalan desa. Berbagai potensi desa terangkat dari lomba fotografi ini,” jelas Vita Prihatini, ketua panitia.
Serangkaian lomba yang menggali kreatifitas masyarakat dilanjutkan dengan hari puncak acara yang dikemas meriah serta bazar sembako gratis yang sedikit membantu kebutuhan pokok ini benar-benar menjadi hiburan spesial warga dari penatnya dampak pandemi selama ini.
Riyan/Shin