blank
Pengurus Pleno MUI Jateng berfoto bersama usai mengikuti Rapat Pleno dan Taaruf di Convention Hall MAJT, Jalan Gajah Raya Semarang. Foto: dok/ist

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jateng, Prof Dr H Ahmad Rofiq MA mengatakan, tantangan MUI dan ulama ke depan makin berat. Di antaranya meliputi semua persoalan hidup yang dihadapi penduduk Indonesia.

”MUI sebagai wadah perjuangan, dakwah, dan amar ma’ruf nahi munkar, perlu terus menambah spirit, motivasi, penataan niat dan keikhlasan, ketika bergabung dalam kepengurusan MUI. Selain itu perlu dikokohkan dan diteguhkan, agar bisa dan mampu istiqamah,” kata Prof Ahmad Rofiq, dalam Rapat Pleno dan Taaruf bersama pengurus MUI Jateng, di Convention Hall, Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Jalan Gajah Raya, Semarang, Kamis (16/9/2021).

Menurut Guru Besar UIN Walisongo itu, salah satu tantangan yang dihadapi pengurus MUI yaitu, masih ada kelompok radikal, teroris yang tidak mau mengikuti tata hukum dan kenegaraan bangsa Indonesia pun bermunculan.

BACA JUGA: Ubah Sampah Jadi Berkah dan Rupiah, Ini yang Dilakukan Mahasiswa Unisnu di Bank Sampah

”Mereka tidak mau hormat bendera. Lalu memberikan pemahaman jihad melalui medsos dengan sasaran anak-anak muda. Faktanya, masih ada kelompok radikal dan gerakan teror di negeri ini,” ungkap Rofiq lagi.

Ditambahkan dia, gerakan itu terjadi secara sporadis dalam berbagai even atau kesempatan. Mereka seolah unjuk keberanian. Contoh kasusnya, ada kasus bom bunuh diri yang dilakukan di markas kepolisian, atau di tempat-tempat ibadah.

Dipaparkan juga, mereka mengajarkan doktrin jihad dan hijrah, namun dengan pemahaman yang keliru, dan sudah pasti implementasinya juga salah.

BACA JUGA: Perempuan Dianggap Miliki Ketangguhan dan Mampu Isi Celah Kehidupan

Sementara itu, Ketua Umum MUI Jateng, Dr KH Ahmad Darodji MSi, ketika membuka Rapat Pleno itu mengajak pengurus MUI, untuk terus menyampaikan dakwah kepada umat, terutama kelompok milenial dengan bahasa dan cara yang disukai mereka.

”Dakwah melalui media sosial dan menyampaikan pesan dakwah kepada kelompok milenial harus terus dilakukan secara massif dan berkelanjutan, agar mereka tidak tersesat jalan,” saran dia.

Dijelaskannya, selama Kantor Sekretariat MUI Jateng di Kompleks Masjid Raya Baiturrahman, Jalan Pandanaran 126, Simpanglima, Semarang direnovasi, layanan kepada umat sementara dipindahkan ke Gedung Wisma Tamu MAJT, Jalan Gajah Raya, Semarang.

BACA JUGA: Kapolres Wonosobo Sambut Baik Kiprah Forum Pemuda 86

‘’Insya Allah, satu tahun direnovasi kita akan menempati gedung baru di Simpanglima,’’ kata Kiai Darodji.

Sedangkan Ketua Dewan Pertimbangan MUI Jateng, Drs H Ali Mufiz MPA menyampaikan, kehadiran MUI di tengah umat masih dibutuhkan. Dia merasa bersyukur, karena covid-19 di Jateng dan Indonesia, menunjukkan tren menurun.

Namun bekas-bekas kerusakan yang ditimbulkan akibat covid-19 seperti di sektor kesehatan, ekonomi, pendidikan dan sosial budaya, membutuhkan penanganan serius oleh Majelis Ulama.

BACA JUGA: Kunjungi Posko TMMD, Dandim Ingatkan Agar Anggota Berbaur Dengan Masyarakat

”Pengurus MUI mempunyai tanggung jawab untuk perlahan-lahan memulihkan kondisi sosial, dimana akibat covid-19 terjadi perubahan budaya sosial di tengah umat maupun keluarga,” ucap mantan Gubernur Jateng itu.

Menurut Ali Mufiz, sebelum ada Covid, setiap ada tetangga yang sakit pasti dijenguk atau dibezoek. Kalau ada yang meninggal pasti dilayat dan diantarkan ke pemakaman.

”Setelah datang covid-19, orang akan bezoek tetangga yang sakit akan bertanya dulu, sakitnya apa. Mau layat orang meninggal akan tanya dulu meninggal karena apa. Kalau jawabnya karena covid-19, maka berhenti dan cukup titip salam. Nanti kalau situasi sudah kembali normal, suasana sosial guyub rukun, saling membantu dan gotong royong harus dipulihkan kembali. Ini bukan pekerjaan ringan,” tuturnya.

Riyan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini