JEPARA (SUARABARU.ID) – Ngabul adalah salah satu desa di kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara. Di desa ini terdapat UMKM dengan produksi hijab yang dikelola oleh Rissa Wahyuningtyas, gadis berusia 21 tahun yang tinggal di desa Ngabul RT 04 RW 05.
Risa yang masih kuliah di sebuah perguruan tinggi di Kudus jurusan Bimbingan Koseling ini memilih usaha Jilbab yang lagi digemari masyarakat. Sebab jilbab bukan hanya sekedar penutup kepala, tetapi jilbab juga dimaksudkan untuk menciptakan penampilan yang modis dan menarik. Baju muslim dan jilbab dengan gaya yang up to date akan membuat baju muslimah nampak modis.
Ia mulai merintis usaha yang diberi nama Clarissa Hijab pada tahun 2020. Awalnya Rissa mula berjualan dengan memberdayakan tetangga yang tinggal disekitarnya dan yang terkena dampak PHK karena pandemic sebagai reseller.
Pada bulan Juli usaha media massa online merilis profilnya di sebuah media cetak. Promosi ini akhirnya berdampak pada pemesanan yang mulai meningkat. Seiring dengan naiknya brand Clarissa Hijab, Rissa Wahyuningtyas kemudian menambah tenaga kerjanya. Bahkan hingga bulan Agustus lalu Rissa memiliki 7 orang orang asisten.
Bermitra dengan Tim KKN Unisnu
Di tengah keinginan Rissa untuk mengembangkan usahanya, ia bertemu dengan Tim KKN Unisnu Kelompok 15 yang sedang melaksanakan KKN di desa Ngabul. Tim yang terdiri dari Cindi Ferdiani, Bachtiar Indra Alghani, Jazulia Kusuma Putri, Nabila Fajril Hakim dari Fakultas Ekomoni dan Bisnis serta M. Zainul Abidin dari Fakultas Sains dan Teknologi dengan dosen pembimbing lapangan Yushinta Eka Farida, M.Pd. Mereka akhirnya sepakat untuk menjadikan Clarissa Hijab sebagai mitra.
Dari hasil diskusi dengan Tim KKN Kelompok 15 yang diketuai oleh Bachtiar Indra Alghani, akhirnya ditemukan cara untuk mengembangkan usaha Clarissa Hijab dengan melakukan inovasi produk berupa aksesoris hijab seperti konektor masker (strapmask).
Tim KKN Unisnu Kelompok 15 akhirnya memberikan pelatihan keterampilan konektor masker (strapmask) dengan mengajak anak-anak muda seperti Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) berjumlah 2 orang dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) berjumlah 11 orang bersama Mitra Clarissa Hijab.
Kegiatan pelatihan keterampilan konektor masker (strapmask) dilaksanakan di Balai Desa Ngabul. Ketua Tim KKN Bachtiar Indra Alghani berharap acara yang sudah diagendakan ini dapat berjalan dengan baik dan lancar.
“Pelatihan keterampilan dalam pembuatan konektor masker bertujuan agar generasi muda khususnya generasi milenial saat ini mempunyai hardskill sebagai langkah awal dalam menciptakan sebuah usaha”, tuturnya.
Kegiatan pelatihan ini difasilitatori oleh Mitra Clarissa Hijab yakni Rissa Wahyuningtyas. Bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan konektor masker sangat mudah didapatkan seperti manik-manik (mutiara), benang (senar), dan pengait. Proses pembuatannya pertama kaitkan pengait pada salah satu ujung benang setelah itu masukkan dan susun manik-manik pada benang dan yang terakhir kaitnya pengaitnya di satu ujung yang lain.
“Dengan adanya pelatihan keterampilan ini diharapkan dapat menjadi inovasi produk dan anak muda dapat memulai bisnis dengan memanfaatkan hal-hal kecil yang ada disekirar.”, ujarnya.
Ketua Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Wulan menyampaikan ucapan terima kasih kepada mahasiswa KKN Unisnu yang telah melaksanakan kegiatan keterampilan pembuatan konektor masker (strapmask).
“Dengan mengikuti kegiatan pelatihan keterampilan pembuatan konektor masker ini kita dapat mempelajari hal baru dan menghemat pengeluaran karena kita bisa membuat konektor masker sendiri dengan memanfaatkan barang-barang yang ada di rumah”, imbuhnya.
Alvaros – Cindi Ferdiani