BLORA (SUARABARU.ID) – Angin segar investasi migas di Blora mulai terasa, dengan ditandatanganinya nota kesepahaman antara PT Blora Patra Energi (BPE), sebagai Badan Usaha Milik Daerah, melalui anak perusahaannya, PT Blora Sarana Sejahtera (BSS), serta KVell Energy PTE, Ltd, perusahaan energi dari Singapura.
Ini adalah langkah kerja sama operasi untuk mengeksplorasi empat lapangan migas milik Pertamina EP, yang terletak di Blora Selatan. Empat Lapangan Migas yang terdiri dari Metes, Lusi, Petak dan Kedinding yang ada di wilayah Banjarejo, Randublatung, dan Kedungtuban.
Rencananya, eksplorasi ini dikelola dengan skema Kerja Sama Operasi (KSO), namun seluruh pendanaan atau biaya sebesar lebih dari Rp 150 Milyar (US $ 14 juta) itu, ditanggung sepenuhnya oleh KVell Energy. Hal itu diungkapkan oleh Dirut PT BPE, Tri Harjianto kepada awak media. (04/09/2021)
“Untuk biaya eksplorasi itu, jelas kita tidak ada, selain itu kita juga tidak memiliki tenaga ahli dan teknologinya, semua ditanggung oleh KVell Energy, namun kita tetap akan mendapatkan benefitnya, melalui proyek – proyek penunjang lainnya, seperti infrastruktur jalan, tenaga kerja unskill, pengadaan barang dan jasa, serta lainnya,” ungkap Dirut baru itu.
Perhutani Siap Dukung
Sementara itu, Humas Perum Perhutani KPH Randublatung, Suharmanto menyampaikan dukungan dan siap membantu serta berkoordinasi dengan pihak KSO, pelaksana proyek eksplorasi migas yang lokasinya terletak di dalam hutan, yang dikelola oleh Perum Perhutani KPH Randublatung dan KPH Cepu.
Dan itu telah dilakukan sejak tahun 2014 – 2015, dengan melakukan survey bersama untuk mengidentifikasi titik sumur minyak yang ada di wilayah Blora.
“Secara prinsip Izin Penggunaan Kawasan Hutan (IPKH) yang mengeluarkan adalah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Perhutani hanya sebagai pengelola saja, dan siap membantu jika memang telah diberikan ijin, dan IPKH dari Pertamina seluruhnya clear, bahkan dulu kami ikut membantu mengidentifikasi titik sumur minyak yang ada di Blora, hasilnya ada 400 titik sumur tua, kemudian untuk pengelolaannya sudah menjadi urusan Pertamina, Pertamina akan diserahkan ke penambang, atau KSO itu menjadi kewenangan dari Pertamina, jadi prinsipnya kita menyajikan data peta lapangan yang ada,” papar Harmanto.
Libatkan Masyarakat Hutan
“Selama kegiatan itu untuk kepentingan negara, dalam upaya memenuhi target lifting minyak nasional, Perhutani KPH Randublatung siap mendukung dan membantu,” imbuhnya.
Namun Harmanto juga berharap, agar setiap ada proyek eksplorasi migas, meminta pelaksana proyek tersebut untuk melibatkan masyarakat yang ada di kawasan hutan tersebut, untuk tenaga non skill, untuk tingkatkan kesejahteraan warga sekitar hutan, seperti halnya program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM).
“Kami berharap warga sekitar hutan, tempat eksplorasi migas bisa melibatkan seluruh elemen masyarakat hutan, Desa dan kami selaku pengelola hutan, dengan jalinan koordinasi yang baik, pasti semuanya akan berjalan dengan lancar, semoga membuahkan hasil, minyak atau gas yang signifikan untuk kepentingan negara dan bangsa kita, semua harus mendukung,” tandasnya.
Kudnadi