JEPARA (SUARABARU.ID) – Penjualan tenun di sentra tenun Troso Kabupaten Jepara terlihat masih stabil. Walaupun pandemi mengakibatkan melemahnya sektor ekonomi dan beberapa UMKM dan industri di Kabupaten Jepara kelimpungan.
Namun, berbeda dengan sektor tenun, proses produksi serta permintaan konsumen untuk saat ini masih stabil, walaupun ada penurunan omset. Beberapa pelaku usaha tenun tidak begitu merasakan anjloknya penjualan di masa pandemi sekarang ini. Antara penawaran dan permintaan di pasar saat ini masih aman-aman saja.
“Dulu pas waktu awal-awal pandemi sempat mengalami penurunan penjualan. Kala itu sangat berpengaruh terhadap penjualan dan sangat dirasakan pelaku usaha tenun, namun sekarang ini alhamdulillah antara proses produksi dan penjualan sudah stabil” terang Niam, salah satu penjual kain tenun di Jepara yang sudah menggeluti usahanya sejak tiga tahun yang lalu.
Kondisi yang terjadi saat masa pandemi sekarang ini bagi pelaku usaha yang bergerak di sektor perdagangan khususnya UMKM memang sangat berat. Banyak pelaku usaha yang memilih berhenti bahkan ada yang sampai gulung tikar. Para pelaku usaha harus memutar otak agar usahanya dapat bertahan dan berjalan serta harus cerdas dalam mengatur strategi penjualan.
Niam juga menambahkan, strategi penjualan yang bisa dipakai saat kondisi pandemi seperti sekarang ini di antaranya adalah menambah banyak reseller atau penjual ulang. Jadi dengan hal tersebut diharapkan penjualan tidak terpusat pada satu penjual saja. Strategi lain ialah lebih mengembangkan koneksi serta menggalakkan promosi di media sosial.
“Kalau channel sudah besar atau pelanggan sudah banyak dan pembeli sudah mengetahui kualitas produk tentu jalannya proses penjualan akan lebih mudah ke depannya,” tambah Niam.
Omzet bersih yang diperoleh penjual tenun di pasar kecil di daerah Kabupaten Jepara pada masa pandemi sekarang ini lebih kurang 1,5 juta rupiah. Adapun pangsa pasar Tenun Troso ini sudah luas sekali, baik skala pasar nasional sampai masuk ke dalam pasar internasional.
Menurut Niam, hasil bersih rata-rata tiap bulannya ya sekitar 1-1,5 juta. “Yang namanya penjualan ya memang kadang sepi kadang ramai, memang siklusnya seperti itu” imbuh Niam.
Tenun Troso merupakan produk unggulan di Kabupaten Jepara. Masyarakat loKal dan internasional pun sudah banyak mengenal Tenun Troso. Proses produksinya yang menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM) menghasilkan ciri khas tersendiri dan kualitas yang tidak bisa diragukan lagi. Motif-motifnya juga khas, di antaranya adalah motif kedawung, sicengkir, ampel, dan lain sebagainya.
Motif tersebut diciptakan oleh perajin Tenun Troso sendiri. Sampai sekarang, motif Tenun Troso lebih kurang ada 115 jenis motif. Masing-masing motif juga memiliki nilai filosofis tersendiri.
Masa pandemi seperti sekarang ini membuat pelaku usaha tenun harus mampu bertahan dengan strategi kreativitas penjualan yang menarik. Promosi juga perlu digalakkan lagi. Kain tenun harus mampu mendorong atau menjadi stimulan bangkitnya perekonomian masyarakat di Kabupaten Jepara di masa pandemi sekarang ini.
Hadepe – Asrorur