blank
Anggota DPR RI Komisi X dari Fraksi Golkar, Mujib Rohmat berdiri bersama Kepala SMK PGRI 02 Mahtuhin, melihat salah seorang peserta pelatihan Barista meracik kopi.(FOTO:SB/Sp)

KENDAL(SUARABARU.ID)-Anggota DPR RI Komisi X dari Fraksi Golkar, Mujib Rohmat, memberikan peralatan penggilingan kopi kepada Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat(PKBM) Bina Warga Pegandon yang beralamatkan di SMK PGRI 02 Pegandon,Jumat(20/08/2021).

Tak hanya sekedar memberikan peralatan penggilingan kopi saja, Mujib Rohmat yang asli warga Kaliwungu Kendal ini, juga berbincang dengan Kepala Sekolah, Mahtuhin terkait perkembangan program Pendidikan Kecakapan Wirausaha(PKW) Barista yang ada di sekolahanya ini.

Mujib Rohmat mengatakan, realitanya bahwa, lulusan dari SMA dan SMK, ternyata banyak yang belum bisa mendapatkan pekerjaan atau tidak mendapatkan pekerjaan.

“Ini bisa ada dua kemungkinan. Yang pertama adalah, bisa jadi pekerjaan yang tidak sesuai dengan tingkat pendidikan (mismatch) antara pendidikan dengan industri. Mismatch karena, industri di Kabupaten Kendal itu, adanya apa, dan sekolahannya itu jurusannya apa,”kata Mujib Rohmat,Jumat(21/08/2021).

Yang kedua, lanjut Mujib Rohmat, bisa jadi Mismatch antara sarana prasarana, yang dimiliki sekolah itu masih manual, masih jadul, sementara di industri itu sudah elektrik semua.
Sehingga dengan demikian terjadi Mismatch, diantara sarana dan prasarana dari pendidikan dengan dunia indsutri.

Sementara di dunia industri, dengan sekolah, itu jika dianggap sebagai penawaran dan permintaan (supply and demand ) akan selalu saja tidak akan bisa tercukupi.

Suplay itu dari pendidikan, itu bersifat kontinue, sementara, yang namanya industri, demandnya itu belum tentu sebanyak apa yang bisa menampung sekolahan.

”Oleh karena itulah kita berharap, di sekolahan kita terutama di sekolah- sekolah vokasi, apakah itu SMK atau Politkenik juga diajarkan untuk punya skill interpreanur sehingga dengan demikian anak- anak keluar dari sekolahan bukan orientasinya menjadi pencari kerja(job seeker) tapi justru menjadi job maker atau yang menciptakan tenaga kerja,”ujar Mujib Rohmat.

“Itulah sebabnya, di satu sisi anak- anak mempunyai kemampuan provesional dan teknikal, di bidangnya masing – masing, di sisi lain mereka juga mempunyai jiwa pengusaha. Itu yang kami harapkan dari dari adik- adaik kita,”imbuh Mujib Rohmat.

Sekarang ini, lanjut Mujib Rohmat, dalam rangka menciptakan link and match antara sekolah vokasi dan industri, itu pihaknya sedang berusaha untuk membangun yang namannya “perkawinan massal” antara dunia pendidikan dengan dunia industri.

“Salah satu yang sedang digagas pihak kementerian pendidikan dan dari komisi X adalah ”Kampus Merdeka”. Jadi anak- anak boleh magang. Sekarang misalnya, si A ini, kuliah di semester IV fakultas Fisip, untuk semester V bisa masuk ke fakultas management, sehingga dengan demikian, keluar dari situ, dihitung juga sebagai semesteran. Jadi itu yang kami harapkan,”harapnya.

Menurutnya, orang politik yang misalnya tidak mengerti tentang agama, boleh saja nantinya masuk ke fakultas yang membidangi agama. Begitu juga, dengan yang sebelumnya jurusannya pendidikan, besok bisa magang menjadi guru, di sekolahan tertentu, atau menjadi pendamping di desa- desa tertentu, sehingga dengan demikian, nantinya ketika mereka keluar dari perguruan tinggi sudah bisa terlatih dengan baik.

“Kadang- kadang anak- anak kita, bagus teorinya, tapi prakteknya di lapangan, ternyata tak seindah yang dibayangkan ketika mereka masih kuliah,”paparnya.

Dengan adanya PKBM ini, diharapkan menjadi salah satu dari alternatif yang bisa menjembatani pendidikan formal yang masih Mismatch untuk bisa masuk ke dunia kerja, salah satunya melalui kegiatan Pelatihan Kecakapan Wirausaha(PKW) dan yang kedua adalah pelatihan kerja.

“Alhamdulillah selama kita bekerjasama dengan PKBM sudah menghasilkan enam kafe, yaitu kafe yang ada di Pegandon, Boja, Sukorjo, Weleri, Brangsong dan Kendal,”ucapnya.

Sementara itu, Kepala SMK PGRI 02 Mahtuhin, mengatakan, PKBM Bina Warga Pegandon, untuk beberapa tahun terakhir, membuka program Pendidikan Kecakapan Wirausaha(PKW) Barista.

Setiap mengadakan kegiatan, pesertanya tidak hanya dari anak- anak SMK PGRI 02 saja, namun juga dari luar, baik dari Pegandon, Kendal, Brangsong, Cepiring dan lain sebagainya.

“Hari ini yang mengikuti pelatihan Barista ada 20 orang, sesuai dengan anggaran yang diberikan kepada kami. Dan Alhamdulillah, anak- anak sangat antusias mengikuti program pelatihan Barista ini,”kata Mahtuhin yang juga pemilik Kafe Kopi “Yawa” Brangsong.

Menurut Mahtuhin, selama kurun waktu satu tahun terakhir ini, pelatihan Barista sudah lima kali dilakukan dengan peserta rata- rata antara 20 hingga 30 orang dari lintas kecamatan.Sp