blank
Foto: dok/ist

blankOleh: Amir Machmud NS

// seperti apa membuktikan harga diri?/ dalam harga yang menjulang tinggi/ dalam pasar yang berlimpah uang/ dalam industri yang mengikat kompetensi/ :bergeraklah kalian/ agar tetap menjadi manusia/ yang tak hanya digerakkan/ oleh mesin industri sepak bola…//
(Sajak “Pasar Pemain”, 2021)

ANDA tak perlu bertanya-tanya, bagaimana seorang pesepak bola mampu menyewa pesawat khusus, atau bahkan memiliki jet pribadi, kapal pesiar, atau mengoleksi properti jetset sebagai indikator kemewahan yang mereka nikmati.

Semua karena sepak bola; karena harga profesi dan harga manusia sepak bola; karena punya kemampuan pembeda. Pasar memberi kategori megabintang, mahabintang, superstar, atau sekadar bintang. Label-label itu menjadi kasta eksepsional, dan pasti juga terdapat privelise yang memosisikan sebagai berkah profesionalitas.

Tak bisa dipungkiri, sebagian faktor determinan yang memosisikan “maqam” para bintang itu adalah fenomena mediatika. Kolaborasi media dan industri sepak bola menjadi wajah nyata kapitalisme, yang dari sisi “pasar” dijustifikasi sebagai dunia profesional.

Di tengah kapitalisme itu menyembul budaya pop. Inilah tren global yang menyatukan elemen-elemen teknologi informasi, ekspresi gaya hidup, dan naluri kebutuhan manusia akan entertainment.

Kalau bukan lantaran konvergensi teknologi informasi itu, tentulah tidak mungkin manusia di seluruh pelosok dunia mengenal David Beckham dengan segala gaya dan performanya. Tak pula mengakrabi Cristiano Ronaldo dengan detail kehidupannya. Atau selalu diliputi rasa penasaran mengikuti perkembangan apa pun tentang Lionel Messi. Juga menandai Mohamed Salah sebagai simbol dekonstruksi Islamofobia. Inilah tuah sakti globalisasi yang ditopang elemen-elemen budaya pop.

Budaya pop itu, dalam format yang masih serbaterbatas, jauh pada dekade 1960-an, diam-diam melekat pada seorang petinju bernama Cassius Clay. Clay yang kemudian mualaf dan berganti nama menjadi Muhammad Ali itu, mampu “menaklukkan dunia”. Secara sadar dia mengemas penampilan dengan “provokasi” ucapan, tindakan, dan kontroversi.

Ali pun menjadi milik dunia. Sejak era bla-bla-bla tokoh yang menyebut diri sebagai The Greatest itu, orang makin paham, dunia olahraga memasuki fase masif “marketing” sebagai sebuah industri.

* * *

AWAL milenial baru, pada pertengahan 2000-an, bintang Brazil Ricardo Izecson dos Santos Leite menjadi “lakon”. Tak sedikit opini yang menolak angka Rp 1 triliun yang dipatok AC Milan, ketika pemain yang akrab dipanggil Kaka itu diminati raksasa Spanyol Real Madrid.

Nyatanya, the show goes on. Pasar “menghendaki begitu”. Kapitalisme yang menang. Sejak itu, gurita industri sepak bola bergerak dengan angka-angka fantastis. Pemberitaan media tentang “pemain termahal dunia”, tak terbenbung lagi menyemarakkan ruang kapitalisme global.

Pada era sebelum sensasi Kaka, harga tinggi Johan Cruyff, Diego Maradona, Gianluigi Lentini, Zinedine Zidane, atau Luis Figo telah membumbui jagat industri kompetisi. Selanjutnya, pada 2017 Neymar Junior menciptakan rekor angka Rp 3,3 triliun — yang belum terpatahkan sampai sekarang — ketika Paris St Germain memboyongnya dari Barcelona.

Pasca-rekor Neymar, harga pemain di bursa transfer tidak mencapai kisaran Rp 2 triliun. Hanya mendekati angka Rp 1,7 triliun atau Rp 1,6 triliun. Nama-nama Philippe Coutinho, Ousmane Dembele, Antoine Griezmann, dan Kai Havertz masuk dalam kelompok itu.

Nyatanya, justru di tengah kemelut ekonomi dunia karena pandemi covid-19 yang memukul keuangan rata-rata klub, mulai beredar angka-angka fantastis. Tentu di luar Lionel Messi yang sudah tidak lagi bersama Barcelona, dengan harga yang pasti spesial.

Setidak-tidaknya terdapat enam pemain berbanderol tinggi. Salah satunya hampir Rp 3 triliun, yakni bintang muda PSG Kylian Mbappe dengan 160 juta euro (Rp 2,7 triliun). Berikutnya Erling Haaland (Borussia Dortmund) dipatok 130 juta euro (Rp 2,2 triliun), kapten Tottenham Hotspur Harry Kane 120 juta euro (Rp 2 triliun), lalu kapten Aston Villa Jack Grealish dengan 100 juta euro (Rp 1,9 triliun). Sayap Dortmund Jadon Sancho sudah deal 100 juta euro (Rp 1,7 triliun) dengan Manchester United. Harga Sancho sama dengan banderol Romelu Lukaku (Internazionale Milan).

Lukaku menjadi fenomena musim 2020-2021. Dia memang tidak dalam orbit bakat utama seperti Mbappe, Ronaldo, dan Messi, namun mampu mencuri perhatian setelah sukses membawa Inter scudetto dan menjadi top scorer dengan 30 gol dan 120 assist dari 44 laga.

Bintang asal Belgia ini boleh dibilang terbuang dari klub-klub yang pernah merekrutnya. Pada era Chelsea-nya Jose Mourinho, dia tidak “dianggap”, lalu dipinjamkan. Bersama Everton, sebenarnya Lukaku cukup bersinar, tetapi kemudian dijual ke Manchester United.

Di Old Trafford dia bertemu kembali dengan Mourinho. Ketika MU diarsiteki Ole Gunnar Solskjaer, dia kehilangan banyak menit bermain, dipinjamkan ke Inter Milan, lalu dipermanenkan. Dalam bimbingan Antonio Conte, Lukaku menemukan performa terbaik. Ia bahkan memprovokasi striker AC Milan Zlatan Ibrahimovic dengan mengklaim sebagai “Dewa Milan”.

Bos Chelsea, Roman Abramovich diinfokan telah mengirim utusan khusus ke Milan dengan target membawa pulang “The Rocky” ke Stamford Bridge. Lukaku juga ngotot meminta manajemen Nerazurri yang sedang butuh uang, untuk melepasnya.

Jadon Sancho sudah pasti menjadi milik MU. Didikan Akademi Manchester City itu telah menyepakati harga Rp 1,7 triliun. Dia diklaim sebagai sayap kanan terbaik dunia. Umpan-umpan silangnya memanjakan para striker. Musim lalu Sancho yang bergaya permainan mirip Neymar itu mencetak 16 gol dan 20 assist dari 38 penampilan.

Pada era keemasan bersama Alex Ferguson, MU dikenal berkarakter kuat dalam permainan sayap. MU punya winger hebat seperti Ryan Giggs, Andrei Kalchelskis, Jerper Blomqvist, atau Karel Proborsky. Kini mereka sukses membawa Sancho untuk memperdalam permutasi penyerang di samping Marcus Rashford, Mason Greenwood, dan Edinson Cavani.

Jack Grealish juga diburu klub-klub besar. Tampil cemerlang untuk timnas Inggris di Euro 2020, pemain berteknik ala Paul Gascoigne itu berlabuh di Etihad dengan harga Rp 1,9 triliun. Rio Ferdinand, legenda bek tengah MU menggambarkan eksepsionalitas Grealish dengan menyarankan klub seperti Liverpool untuk membelinya.

* * *

KARIER calon pemain termahal lainnya, Harry Kane seperti berputar-putar antara potensi, kesetiaan, dan masa depan. Kane adalah salah satu striker murni terbaik, namun kontribusi besarnya untuk The Spurs belum berkonsesi trofi. Dia seperti anomali, karena loyal bersama klub yang tidak menjanjikan gelar juara.

Pada musim 2020-2021, kapten tim Tiga Singa itu membukukan 33 gol dan 17 assist dari 49 pertandingan. Harga Rp 2 triliun dinilai pantas. MU yang telah mendapatkan Jadon Sancho tentu berhenti memburu tanda tangan Kane. Kini Manchester Biru dan Real Madrid dikabarkan intensif mendekati.

Bagaimana pula dengan Erling Haaland? Nama pemain asal Norwegia itu mengorbit dalam dua musim terakhir. Dortmund sukses mendatangkan Haaland dari Red Bull Salzburg pada 2020, justru ketika MU tengah memburunya. Keganasan striker yang berciri khas bandana ini terlihat dari rekornya dalam semusim, 41 gol dari 41 laga.

Dan, puncak banderol musim ini, siapa lagi kalau bukan Kylian Mbappe?

Sejak tiga tahun lalu, triker Paris St Germain itu digadang-gadang sebagai calon Pemain Terbaik Dunia menggantikan Messi dan Ronaldo. Musim lalu dia mencetak 42 gol dan 11 assist dari 47 pertandingan. Walaupun kurang bersinar di Euro 2020, harga jualnya tak terpengaruh.

Ketika melatih Real Madrid, Zinedine Zidane kesengsem kepada Mbappe. Kini, di bawah Carlo Ancelotti belum ada tanda-tanda pergerakan negosiasi. Bukan tidak mungkin lantaran harganya yang sangat “wah”.

Di luar daftar bintang itu, masih ada satu pemain yang juga mencuat, yakni Frederico Chiesa. Namun Juventus sudah bersikap protektif memberi pagar: Chiesa not for sale!

Amatilah, bukankah budaya pop terus bergerak membangun opini dan dunianya?

— Amir Machmud NS, wartawan suarabaru.id, kolumnis sepak bola dan penulis buku —

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini