(SUARABARU.ID) – Selain motor yang kompetitif, faktor mental juga turut berperan dalam balapan pada MotoGP.
Kevin Schwantz, mantan juara dunia kelas 500c (kini MotoGP), menilai keluarnya Maverick Vinales bukan cuma karena faktor paket motor.
Vinales dan Yamaha sepakat untuk memotong kontrak dari seharusnya berdurasi dua tahun hingga 2022 menjadi satu tahun alias berakhir pada musim ini.
Maverick mengaku tidak puas dengan dukungan teknis yang diberikan Yamaha selama beberapa tahun terakhir.
Hasil buruk ketika finis terakhir pada MotoGP Jerman 2021 memantik rencana Top Gun untuk mencari tim baru pada musim depan.
‘’Saya tak pernah finis di posisi paling belakang sebelumnya, bahkan ketika saya baru mulai berlomba,’’ ungkap Vinales seperti dilansir dari Crash.
‘’Hasil itu sungguh menyakitkan. Ini tidak menghormati diri saya sendiri sebagai pembalap,’’ tambahnya.
Menurut Schwantz, perubahan drastis yang ditunjukkan Vinales dari MotoGP Jerman ke MotoGP Belanda yang berlangsung pada pekan berikutnya.
Maverick terseok-seok di Sachsenring, tapi naik podium pada balapan di Assen.
‘’Di MotoGP, pembalap yang cakap saja tidak cukup. Mental yang kuat juga menentukan kesuksesan seorang pembalap,’’ tutur Schwantz seperti dikutip dari Speedweek.
‘’Anda harus tetap fokus dengan diri Anda sendiri, melakukan yang terbaik, dan membawa hasil sebaik-baiknya hingga akhir musim,’’ tandasnya.
Schwantz pun sulit memahami rumor Vinales akan bergabung dengan Aprilia setelah meninggalkan Yamaha.
‘’Dia (Vinales) benar-benar tidak senang di Yamaha,’’ ungkap eks pembalap berkebangsaan AS ini.
Kevin berharap Maverick mendapatkan tim yang berkualitas pada MotoGP 2022.
rr