KOTA MUNGKID(SUARABARU.ID)-Diduga frustasi karena memiliki penyakit asam lambung akut yang dideritanya selama tiga tahun, seorang pegawai negeri sipil (PNS) berusia 54 tahun gantung diri, hari ini.
Itu terjadi di wilayah hukum Polsek Candimulyo, Polres Magelang, diketahui sekitar pukul 07.30.
Kasubbag Humas Polres Magelang, Iptu Abdul Muthohir SH menginformasikan, awalnya hari ini
sekira pukul 04.35 korban mengabari anaknya melalui pesan WhatsApp (WA). Isinya, korban minta agar anaknya menengok kebunnya. Lalu anak korban sekitar pukul 07.30 membalas WA dari bapaknya dan selanjutnya pergi ke kebun.
Alangkah terkejutnya karena mendapati bapaknya dalam posisi tergantung di pohon langsep setinggi dua meter dari tanah. Melihat kondisi itu anaknya memberitahu kepala dusun (Kadus) setempat dan melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Candimulyo.
Menurut Kasubbag Humas, hasil pemeriksaan di tempat kejadian, diketahui korban meninggal dengan cara gantung diri di batang pohon langsep menggunakan tali kain warna cokelat sepanjang 60 sentimeter (cm) dengan simpul mati di leher. Jarak simpul yang diikat sampai tanah sepanjang empat meter. Sedangkan jarak kaki sampai tanah dua meter.
Sebelumnya korban menderita sakit asam lambung akut selama tiga tahun yang tidak kunjung sembuh.
Hasil pemeriksaan medis yang dilakukan petugas Puskesmas Candimulyo, terdapat luka di leher bekas tali, tidak ditemukan luka memar. Matanya dalam keadaan tertutup, lidah tidak menjulur. Tidak ditemukan tanda- tanda penganiayaan atau kekerasan
Selanjutnya Kapolsek Candimulyo Iptu Abdul Wakhid menyerahkan korban kepada pihak keluarga. Pihak keluarga pun bisa menerima bahwa kejadian tersebut merupakan musibah dan tidak akan menuntut kepada siapa pun.
Petugas yang melaksanakan olah TKP dan evakuasi adalah Kapolsek Candimulyo, bersama Kanit Reskrim Aiptu Budi Purnomo, Kanit Intel Aiptu Heru Purnomo, Ka SPKT Aiptu Totok Widiyanto, Babhinkamtibmas Aipda Sony Yulianto, Bripka Wahyu Bintoro, Bripka Mahfud, Bripka Anggi dan Briptu Cholik. Selain itu Babinsa Serma Taufik dan dibantu 10 warga masyarakat setempat.
Eko Priyono