blank
Kepala BNN Kabupaten Magelang memberikan paparan bahaya narkoba, hari ini. (Foto: Eko P)

KOTA MUNGKID(SUARABARU.ID)-
Pemerintah getol memberantas narkoba agar masyarakat tidak menggunakan narkoba.
Dengan maksud kalau seluruh masyarakat tahu bahaya narkoba, mereka tidak akan mengonsumsinya.

Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Magelang, Catharina, mengatakan hal itu pada saat konsolidasi kebijakan kota tanggap ancaman narkoba pada sektor kelembagaan, hari ini. Pesertanya dari instansi/dinas dan wartawan.

Disebutkan, upaya yang dilakukan BNN adalah melakukan pencegahan, rehabilitasi dan pemberantasan. Terkait hal itu sejak tahun 2000 BNN mengolah Desa Danurejo, Kecamatan Mertoyudan, sebagai Desa Bersih Narkoba (Bersinar). Dengan pertimbangan desa itu rawan penyalahgunaan narkoba. “Desa Bersinar itu untuk ketahanan masyarakat di Danurejo,” tuturnya.

Di samping itu ada program nasional di Desa Blondo, dan Deyangan. Di sana sudah dibentuk program teman sebaya. Sasarannya anak usia SMP dan SMA. Diharapkan mereka akan bisa mempengaruhi teman yang belum narkoba jangan sampai menggunakan dan yang sudah menggunakan untuk melakukan rehabilitasi

Dari kegiatan itu diharapkan disebarkan di instansi masing-masing. “Jangan
sampai menular ke yang lain,” katanya.

Ditandaskan, pemerintah akan berupaya keras menumpas peredaran narkoba, baik kepada
bandar, pengedar, maupun pemakai. “Pemerintah akan memberhentikan peredaran maupun penggunaan narkoba karena akan merusak diri pemakainya. Kalau warga seluruh Indonesia tahu, mereka tidak akan menggunakan lagi,” katanya.

Kecanduan

  • Sisi lain, diamati pemakai narkoba akan kecanduan. Salah satu contoh ada warga yang sudah empat kali ditangkap dalam kasus narkoba. Namun tak membuatnya jera. “Keluar dari Lapas mengedarkan lagi,” tuturnya.

Padahal Pemerintah tidak hanya menangkap saja. Tetapi memberi pengertian kepada masyarakat akan bahaya narkoba kalau dikonsumsi manusia. Karena syaraf pusatnya yang dirusak, sehingga daya pikirnya rendah dan tidak bisa berfikir secara normal.

Sejak 2019 ada sekitar 80 orang yang rawat jalan kasus narkoba. Dari jumlah itu 40 lebih anak usia sekolah dan didominasi anak SMP. Itu yang membuat prihatin untuk menghindarkan narkoba.

Dengan harapan generasi muda bersih dari narkoba, sehingga sehat dan dapat menggantikan posisi kita. Kalau pengganti kita sudah terkontaminasi narkoba, bagaimana masa depan.negara kita. “Mari mulai pikirkan masa depan anak cucu kita,” katanya.

Petugas BNN Flarentina menuturkan, kasus narkoba seperti gunung es. Di atas kelihatannya sedikit tetapi di bawah sebetulnya banyak. Maka perlu usaha bersama.

Eko Priyono