blank
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Wonosobo Agus Wibowo ketika memberikan keterangan pers. Foto : SB/Muharno Zarka

WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Mie ongklok yang berasal dari akulturasi budaya kuliner Jawa dan China (Tionghoa) kini dikenal sebagai sajian makanan khas Wonosobo yang menjadi atraksi wisata sejak tahun 1950-an.

Dikisahkan oleh para keturunannya, Kwa Ping An pada tahun 1947 mempopulerkan Mie Ongklok yang awalnya dijual dengan Hek atau dipanggul. Kwa Ping An yang dikenal dengan nama Mbah Slamet diakui sebagai penemu Mie Ongklok yang selalu disajikan bersama sate sapi.

Mie yang direbus dengan cara di-ongklok, gerakan ketika menggoyang alat berupa bambu untuk menampung mi diyakini sebagai asal namanya.

Mie ongklok disajikan dengan bumbu yang dicampur dengan kuah kental dipadukan dengan sayuran kobis, daun kucai, tahu bacem itu cocok disajikan dengan tempe kemul.

Diyakini sejak medio 1950-an, Mie Ongklok telah menjadi daya tarik wisata Wonosobo yang mudah ditemui lewat penjaja keliling dengan gerobak maupun warung lesehan di pinggir jalan.

Penerus Mbah Slamet atau Kwa Ping An kini adalah Pak Yadi yang punya dua warung di jalan A Yani dan Honggoderpo.

Diungkapkan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Agus Wibowo, terdata 1500 pedagang mie ongklok tersebar di seluruh wilayah Wonosobo.

Tiga Lomba

blank
Mie ongklok menjadi makanan khas Wonosobo. Foto : SB/dok

“Maka untuk mendukung mendukung industri pariwisata di Wonosobo, perlu branding identity produk sebagai pendukung penting pemasaran produk, mie ongklok sebagai daya tarik wisata kuliner,” katanya.

Produk mie ongklok sebagai ikon wisata kuliner Wonosobo diharapkan mampu mendongkrak positif wisata kuliner Wonosobo. Maka melalui design gerobak dan kostum pedagang mie ongklok yang menarik diharapkan memberikan kesan mendalam bagi para wisatawan.

“Dinas Pariwisata dan Kebudayaan bersama Komunitas Cagar Kuliner dan Paguyuban Pedagang Mie Ongklok ‘Saba Kamulyan”, akan menyelenggarakan Lomba Inovasi Design Gerobak dan Kostum Pedagang Mie Ongklok tahun 2021,” ungkapnya.

Ada tiga lomba yang diharapkan memberi ruang kreatif bagi para designer muda Wonosobo dalam berkarya serta mengangkat potensi kuliner Wonosobo.

“Lomba tersebut adalah desain gerobak pedagang mie ongklok, desain kostum pedagang mie ongklok dan video mie ongklok dengan konten wajib promosi berupa destinasi wisata di Wonosobo termasuk lingkup desa,” ujarnya.

Secara umum, lomba bisa diikuti siapapun dengan syarat warga Wonosobo dibuktikan KTP Wonosobo dikirim hingga 30 Juni 2021 mendatang.

“Hadiah total Rp 32 juta dan karya yang masuk akan difasilitasi pengurusan kepemilikan hak karya intelektual di Kemenkumham RI,” katanya.

Muharno Zarka