Oleh : Muhajanah, S.Pd
Masa sulit telah melanda dunia pendidikan khususnya pendidikan anak usia dini karena pandemi. Ini tentu membuat cemas seluruh warga sekolah. Bukan hanya kepala sekolah, guru, dan tenaga administrasi tetapi orang tua wali dan peserta didik juga mengalami kondisi yang sama. . Sementara angka penyebaran covid-19 yang menjadi penyebab kondisi ini tak juga berhenti.
Secara jujur harus diakui, semua warga sekolah tentu ingin dapat segera melangsungkan pembelajaran. Namun untuk dapat mengendalikan Covid-19, ada banyak regulasi yang mengatur dengan tetap memberlakukan pembelajaran jarak jauh. Sementara ada banyak problema yang dihadapi.
Kondisi seperti itu juga dihadapi oleh TK Sinar Muria Desa Tempur Kecamatan Keling. Lembaga pendidikan yang dikelola Yayasan Mitra Kita ini jauh dari kota. Bahkan terletak di lereng dan lembah Gunung Muria. Akibatnya warga diwilayah ini hanya mengandalkan jaringan Telkomsel dan Indosat.
Itu pun bukan tower besar yang mampu memberi jaringan sekuat jaringan di kota. Bahkan jika hujan deras dan listrik mati, signalpun akan hilang dan mati bersamaan dengan waktu padamnya listrik.
Disamping itu, dari 44 siswa TK Sinar Muria yang terdiri dari kelas A dan B, yang memiliki HP hanya 24 siswa atau sekitar 60 %. Dari jumlah tersebut 5 siswa menggunakan Tekomsel dan 19 siswa menggunakan Indosat. Karena itu dalam pengajuan kuota hanya mengajukan 24 siswa yang terdiri dari kuota Telkomsel dan Indosat. Ironisnya saat bantuan kuota cair, tower Indosat justru mati sejak bulan Desember. Akibatnya kuota gratis tidak bisa digunakan.
Disamping itu juga ada persoalan yang muncul dari kemampuan orang tua atau wali dalam membantu anak-anaknya dalam memanfaatkan hp androidl. Ini juga menjadi momok permasalahan yang sering kami alami.
Oleh sebab itu para guru kesulitan dalam menerapkan sistim pembelajaran daring untuk peserta didik. Akibatnya tidak semua siswa bisa mengikuti dan mampu menyelesaikan tahapan pembelajarannya. Apalagi mencapai standart perkembangan yang harus mereka lalui. Ini tentu saja menggelisahkan tenaga pendidik dan juga kepala sekolah.
Kami sebenarnya ingin terus melaju, namun ada berbagai aturan bagaikan lampu merah yang mengharuskan kami untuk berhenti. Sementara jika kami tidak melaju, ada banyak anak yang menantikan haknya untuk mendapat bimbingan dan pembelajaran dengan mendapatkan asupan dan stimulus untuk mencapai tahapan perkembangan tersebut.
Keberanian Guru
Karena pentingnya kelangsungan proses pembelajaran tersebut, maka dengan bimbingan dengan bimbingan Kepala TK Sinar Muria, Inpri Antini S.Pd, TK Sinar Muria sepakat untuk melaksanakan pembelajaran dengan system luring atau luar jaringan. Caranya dengan mengembangkan parenting atau pola pengasuhan anak oleh orang tua.
Para guru mengajak dan merangkul orang tua atau wali untuk bekerja sama guna untuk melangsungkan misi pendidikan terhadap anak usia dini agar tetap berjalan tanpa melanggar aturan dan tanpa melawan kondisi pandemi saat ini.
Untuk dapat melaksanakan stretegi ini pihak sekolah, pengajar akan mengundang orang tua atau wali untuk datang kesekolah untuk menerima dari guru. Tujuannya agar orang tua atau wali dapat membimbing putra-putrinya selaras dengan prosedur, tata cara yang sesuai dengan standart kurikulum dan aturan sekolah. Peranan orang tua atau wali disini sangat penting. Sebab setelah orang tua dibimbing guru ia kemudian akan menjadi guru untuk anak anaknya dalam belajar dirumah.
Langkah ini dimulai dengan menghadirkan orang tua di sekolah. Tentu dengan standar protokol kesehatan. Untuk mengindarkan kerumunan maka ditetapkan jadwal dan kelompok yang berbeda. Tiap kelompok terdiri dari 8 orang tua. Pada pertemuan tersebut guru menyiapkan lembar instrument penilaian perkembangan anak yang berisi kegiatan belajar anak selama satu minggu. Juga disiapkan media pembelajaran yang digunakan dalam satu minggu.
Diantaranya ada lem kertas, pasta warna,kertas lipat, kertas. Terkadang memang perlu adanya bahan tambahan dan bahan tambahan yang akan diusahakan oleh orang tua wali. Namun bahan tersebut dipilih yang memang cara mendapatnya mudah dan ada di sekitar lingkungan pedesaan.
Saat orang tua wali dihadirkan di sekolah, guru memberikan tutorial dan menjelaskan satu persatu tata cara menyajikan kegiatan untuk belajar anak dirumah tahap demi tahap sampai selesai. Bahkan sampai tahap penilaian.
Pendampingan pembelajaran yang orang tua wali laksanakan di rumah, mencakup enam aspek pengembangan, yaitu nilai keagamaan dan moral, fisik motorik, sosial emosional, bahasa dan seni yang terdapat dalam kurikulum TK Sinar Muria.
Temukan guru baru
Setelah satu minggu kegiatan belajar anak dilaksanakan dengan bimbingan orang tua dirumah, pada hari Senin berikutnya orang tua wali datang lagi ke sekolah untuk menyerahkan hasil pengasuhan dan penilaian. Setelah itu dilakukan tutorial untuk kegiatan pengasuhan selama 1 minggu kedepan serta diberikan tugas dan instrument untuk minggu berikutnya. Hal tersebut dilaksanakan terus menerus sesuai dengan jadwal yang sudah tersusun rapi.
Pada minggu pertama diterapkan system pembelajaran ini, sejumlah orang tua memang mengalami kesulitan. Namun dengan tutorial yang sungguh-sungguh, perlahan orang tua mulai mampu mengikuti alur yang diberikan. Bahkan kemudian orang tua mulai hafal alur pembelajaran yang harus dilakukan.
Sampai dipenghujung puncak tema orang tua bahkan telah mulai mampu saling memberi masukan tentang kegiatan apa yang bagus untuk dilaksanakan bersama. Inilah yang membuat para guru merasa senang. Sebab telah menemukan tenaga pendidik baru atau guru – guru handal baru untuk anak usia dini. Mereka adalah orang tua yang telah mendapatkan pembimbingan dan tutorial khusus dari guru.
Penulis adalah Guru TK Sinar Muria Desa Tempur, Keling, Jepara