blank
Kepala Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah, Sujarwanto Dwiatmoko. Foto: Dok/ist

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Kepala Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah, Sujarwanto Dwiatmoko, mengaku semakin optimistis cita-cita Jateng untuk mencapai target bauran (energi surya) terbarukan sebesar 21,32 persen di 2025 akan tercapai.

Hal itu disampaikan dia dalam rilisnya kepada awak media di Semarang, Rabu (17/2/2021).

“Meskipun dalam kondisi sulit, Pemerintah Jawa Tengah berhasil melewati target bauran energi terbarukan di tahun 2020. Dari target 11,60 persen, kita mampu merealisasikan sebesar 11,89 persen. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) menggeliat cukup baik,” jelasnya.

Baca Juga: Kejaksaan Peduli, Kajati Jateng Turun di Pengungsian SDN Trimulyo 2

Sujarwanto juga mencontohkan salah satu upaya yang pemerintah lakukan di tahun 2020 untuk mendorong penetrasi PLTS, dalam menyokong perekonomian masyarakat adalah, dengan membangun pompa air tenaga surya off grid yang tidak menggunakan aki (baterai) di Desa Kaliwungu, Kabupaten Purworejo.

Berkapasitas 12 KWp, pompa ini menaikkan air dari sungai dan mengaliri lahan pertanian atau sawah seluas 20 hektar.

“Ternyata, meski beroperasi pada waktu siang saja, dari mulai pukul 08.00-17.00 WIB, pompa ini mampu mengairi sawah 20 hektar, hanya dalam waktu lima hari secara gratis. Sedangkan jika menggunakan diesel membutuhkan waktu 10 hari, dan harus membeli minyak solar lagi,” terang dia.

Diungkapkan dia, pada 2020, bermodalkan dana dari APBN, Pemprov Jateng membangun PLTS Atap pada 14 titik di 11 kabupaten/kota, dengan kapasitas total 505 KWp.

Baca Juga: BMKG Sebut Cuaca Ekstrem Masih Berpotensi di Jateng Selatan

“Jumlah ini akan kita tingkatkan di tahun 2021. Pemerintah berencana untuk membangun sekitar 31 unit di delapan kabupaten/kota di Jawa Tengah. Umumnya akan difokuskan pada UMKM dan pondok pesantren,” tuturnya.

Dia berharap, dengan adanya PLTS Atap ini, beban energi listrik UMKM dan pondok pesantren akan semakin berkurang secara signifikan. Sehingga penghematan yang ada dapat digunakan untuk mengembangkan usaha.

Pemprov juga aktif menyosialisasikan regulasi, manfaat, dan perkembangan PLTS pada berbagai kalangan, termasuk sektor komersial dan industri.

“Saat ini, ESDM membuka konsultasi bagi yang berminat menggunakan PLTS. Hasilnya, PLTS cukup bergairah di Jawa Tengah. Terlihat dari semakin banyak pengembang perumahan yang berkonsultasi di ESDM, untuk paket rumah baru hemat energi dengan instalasi surya atap,” tuturnya.

Berdasarkan catatan PLN UIJ Jateng-DIY, pertumbuhan PLTS Atap semakin meningkat, dari 52 pelanggan di tahun 2019 menjadi 138 pelanggan pada 2020.

Pengguna PLTS Atap didominasi pelanggan R-2, yakni konsumen untuk rumah tangga menengah, dengan daya 3.500 VA sampai 5.500 VA sebanyak 41 pelanggan. Untuk golongan tarif S2 yakni golongan sosial daya 1.300 VA ke atas, semuanya berasal dari pesantren, berjumlah 23 pelanggan.

Ning-Claudia