Oleh : Sarwijiyanti,S,Pd., M.Pd.
Sebagai pendidik profesional yang memiliki tugas utama mendidik, membimbing, mengajar, mengarahkan, melatih, menilai dan melakukan evaluasi terhadap peserta didik, beban dan tanggung jawab guru senyatanya semakin berat di tengah pandemi Covid-19.
Sebab ancaman virus yang semakin ganas mengharuskan dilakukan Pembelajaran Jarak Jauh. Sebagai model pembelajaran yang relatif baru, PJJ tentu memiliki problematika yang tidak ringan. Sementara guru harus memastikan peserta didik tetap dapat memenuhi batasan kriteria terendah dari KKM kelas.
Karena itu guru dituntut untuk menguasai bidang telekomunikasi dan dengan cerdas mengimplementasikan dalam proses pembelajaran. Tentu dengan memperhatikan kondisi riil yang dihadapi peserta didik. Dengan demikian bidang ini dapat dimanfaatkan secara optimal dalam pembelajaran di tengah pandemi.
Disisi lain, pemanfaatan internet untuk pembelajaran masih asing di kalangan peserta didik dan orang tua. Karena itu harus juga di jaga agar teknologi informasi ini tidak disalahgunakan untuk hal-hal yang kurang bermanfaat.
Sebab penggunaan internet melalui android ini sangat berpengaruh terhadap pembentukan karakter dan perilaku siswa. Oleh sebab itu guru harus melakukan persiapan yang matang dengan merancang pembelajaran secara baik.
Desa Kunir, Kecamatan Keling dimana SD Negeri 2 Kunir berada adalah sebuah desa dikaki gunung Muria. Karena itu desa ini memiliki tanah yang berbukit dan bergelombang. Juga kondisi sosial, budaya dan ekonomi masyarakat yang berbeda dengan wilayah kota.
Oleh sebab itu guru dalam menjalankan pembelajaran menggunakan beberapa alternatif kegiatan dengan mempertimbangan karakteristik dan juga kearifan lokal.
Diantara yang dilakukan dalam PJJ adalah menerapkan kegiatan yang meringankan beban peserta didik dengan pendekatan yang simpatik. Guru memberikan beberapa pilihan kegiatan pembelajaran dengan persetujan kepala sekolah dan orang tua peserta didik. Sekolah ini memiliki 6 rombongan belajar(rombel) yang diampu oleh 6 guru kelas dan 3 guru mata pelajaran. Semua guru melakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Ada tiga cara atau pendekatan PJJ yang dilakukan para guru diantaranya, secara daring, luring, dan kunjungan. Pendekatan pertama, daring ( dalam jaringan), dilakukan oleh guru dengan memberikan jadwal pelajaran yang harus diikuti oleh peserta didik dimulai pukul 07.10 dan berakhir pada pukul 10.00. Guru tetap menyapa melalui HP masing-masing, menjelaskan secara singkat materi yang dipelajari dan tugas yang harus diselesaikan.
Dalam hal ini ada beberapa guru sudah menggunakam zoom meeting, yang lain menggunakan WAG kelas masing-masing. Pada awal dan akhir pembelajaran guru selalu menyelipkan pendidikan karakter dan bagaimana kiat menghadapi Covid – 19 dengan perilaku new normal. Penilaian dalam daring, peserta didik mengumpulkan tugas sesuai jadwal yang dibuat guru bergantian tanpa saling ketemu.
Adapun beberapa guru kelas tinggi menggunakan penilaian digital dengan aplikasi google drive, peserta didik langsung mengerjakan di android masing-masing dengan memilih jawaban dengan cara klik dan kirim ke android guru. Jadi guru langsung bisa menilai saat itu juga.
Pendekatan kedua, luring (luar jaringan) dilakukan melalui WAG. Guru memberikan materi dan tugas dengan cara peserta didik membaca buku paket atau melihat tayangan televisi sesuai dengan tema yang sedang dipelajari, atau dengan melihat video pembelajaran yang dikirim melalui WAG kelas.
Pendekatan ketiga, melalui kunjungan pada kelompok belajar yang sudah terjadwal terdiri dari empat atau lima anak. Pada pendekatan ini guru dan murid bertemu di suatu tempat atau di rumah salah satu peserta didik. Dengan tetap menjaga protokol kesehatan dalam melakukan pembelajaran. Di saat kunjungan (home visit) guru dapat menerima laporan secara langsung dari paserta didik.
Sekolah dari awal pandemi sudah menyiapkan berbagai fasilitas kesehatan, diantaranya dengan membagikan masker kain, pelindung wajah, alat pengukur suhu badan, hand sanitizer, dan kelengkapan cuci tangan. Perilaku new normal sudah digalakkan sejak ada pandemi meskipun pembelajaran dilakukan secara jarak jauh. Dalam memberikan teladan perilaku new normal, guru harus bisa menjadi contoh terbaik untuk peserta didiknya.
Penilaian Pembelajaran
Dalam melakukan penilaian pembelajaran guru menggunakan cara dengan memberikan tugas baik secara online dengan rekaman video, maupun secara manual di buku kerja dimana peserta didik mengantarkan ke sekolah secara bergantian. Pada pertemuan ini guru dapat memberikan tambahan pembelajaran daam waktu singkat.
Peranan guru di masa pandemi semakin kompleks akan tanggung jawab yang dipikulnya. Menyelesaikan administrasi yang semakin banyak dan beragam jenisnya dengan tantangan serba on-line dan waktu yang selalu mendadak. Siap dalam segala hal, guru tidak boleh bersikap gugupan, kagetan,dan gumunan.
Gugupan adalah sikap gugup dalam menghadapi hal baru dan cukup rumit, Kagetan adalah sikap kaget atau terkejut dikala ada sesuatau yang harus segera diselesaikan ataupun dilaporkan, gumunan adalah sikap kagum terhadap hal baru yang diperkenalkan untuk dilaksanakan dalam waktu tertentu. Dari ketiga sikap itu harus dijauhi guru agar guru dapat bersikap lebih tenang dalam menghadapi situasi sesulit apapun.
Berani Berubah
Guru di masa pandemi harus berani melakukan gebrakan menuju perubahan ke arah yang lebih baik, untuk melakukan itu guru harus mempunyai kiat sebagai berikut:
Pertama, berani melakukan perubahan proses pembelajaran dengan cara melakukan persiapan matang, menerapkan metode/model belajar yang tepat, merubah pembelajaran yang monoton menjadi bervariasi serta siap disupervisi oleh atasan
Kedua, berani menciptakan /menemukan suasana belajar yang interaktif, melakukan studi kasus untuk diteliti, laporan penelitian yang valid, alat pelajaran yang menunjang pembelajaran, menemukan solusi permasalahan pesreta didik dengan bijaksana serta menemukan metode tepat hasil karya guru
Ketiga, berani melakukan penguatan literasi dengan melakukan pembiasaan membaca untuk guru dan peserta didik, gebrakan karya guru dan peserta didik, mengajak berpikir kritis dalam menanggapi permasalahan yang dihadapi, terbuka menerima kritik dan saran dari pimpinan dan rekan kerja, penguatkan perilaku santun sebagai umat beragama serta pembinaan karakter secara rutin di dalam proses pembelajaran
Harapan penulis, artikel ini dapat bermanfaat bagi kita untuk melakukan perubahan dalam melakukan pembelajaran. Sebab kita belum tahu kapan pandemi ini akan berakhir.
Karena itu sebagai pendidik yang profesional kita harus selalu berusaha secara sungguh-sungguh untuk mengatasi keterbatas yang kita hadapi. Tujuannya agar tugas utama guru sebagai pendidik, pembimbing, pengajar, mengarahkan, melatih, menilai dan melakukan evaluasi terus dapat berjalan.
Penulis adalah Kepala SD Negeri 2 Kunir, Kecamatan Keling, Jepara