BLORA (SUARABARU.ID)– Program dua hari di rumah saja yang digagas Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, sudah menggema luas. Pelaksanaannya juga sudah dipilih pada Sabtu-Minggu (6-7/2/2021), dengan menutup sementara semua fasilitas publik.
Lalu bagaimana rencana pelaksanaannya di Kabupaten Blora? Bupati Djoko Nugroho menjelaskan, pihaknya menunggu arahan Pemerintah Provinsi (Pengprov), jika petunjuk pelaksanaan (juklak) turun, segera dibahas untuk ditindaklanjuti
”Nanti kalau ada arahan dari Pemprov, kami segera bahas untuk ditindaklanjuti,” kata Bupati Blora pada suarabaru.id.
BACA JUGA : Polres Blora Dukung Penuh Kampung Tangguh Candi Desa Geneng
Menurut mantan Dandim Rembang kelahiran Cepu, Blora itu, terlepas dari ada atau tidaknya arahan, pihaknya minta semuanya harus tetap hati-hati, selalu waspada covid-19. Sebab virus corona sangat membahayakan kesehatan masyarakat.
”Terlepas ada tidaknya arahan soal dua hari di rumah saja, kita harus tetap hati-hati, tetap disiplin protokol kesehatan. Karena covid-19 itu berbahaya,” ujar dia lagi.
Tambah 95 Kasus
Seperti dikabarkan, Gubenur Jateng Ganjar Pranowo, menginisiasi program dua hari di rumah saja, Sabtu-Minggu (6-7/1/2021), untuk menekan laju kasus penularan virus corona di daerahnya.
Program itu akan direalisasi dengan bentuk Surat Edaran (SE), antara lain dengan menggelar operasi gabungan berbagai institusi, dengan pemberian sanksi bagi pelanggarnya. Selain itu, menutup ruang publik seperti tempat wisata, pasar, mal dan lainnya.
BACA JUGA : Ganjar Usulkan Seluruh Kabupaten/Kota di Jawa-Bali Berlakukan PPKM
Sementara itu, perkembangan pesebaran covid-19 di Blora, masih mengkhawatirkan. Data dari Dinas Kesehatan setempat, dari 16 kecamatan yang ada, tidak ada satu pun kecamatan yang warganya nihil terapar virus corona.
Data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Blora, Rabu (3/2/2021) mencatat, tambahan kasus baru warga positif covid-19 ada 95 orang. Sehingga total warga yang terpapar virus corona mencapai 4.572 orang.
Adapun pasien virus corona yang sembuh bertambah 58 orang, sehingga sehingga data keseluruhan warga Blora yang sudah sembuh berdasar hasil swab-lab Polymerase Chain Reaction (PCR), sudah sebanyak 3.741 pasien.
BACA JUGA : Kodim Blora Turun ke Jalan Sosialisasi Prokes
Pasien virus corona yang meninggal dunia, hari ini bertambah satu orang, terdata selama pandemi covid-19 ini, warga Blora yang terpapar virus corona dan meninggal sebanyak 198 orang.
“Pasien yang dirawat di rumah sakit ada 16 orang, dan 617 pasien lagi saat ini MASIH menjalani isolasi mandiri,” terang Henny.
Data warga menjalani pemeriksaan swab oleh tenaga kesehatan (nakes) jajaran Dinkes setempat sehari ini ada 429 orang atau sasaran, sehingga keseluruhan warga yang ikut swab sabanyak 20.129 orang.
Menurut Pejabat pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinkes Kabupaten Blora, Henny Indriyanti menyebutkan, saat ini terdapat dua dari 16 kecamatan berstatus zona merah, atau zona risiko tinggi pesebaran virus corona, yakni Kecamatan Cepu dan Kecamatan Kota Blora.
Adapun 13 kecamatan lagi berstatus zona orange (wilayah dengan resiko pesebaran sedang), terdiri dari Kecamatan Todanan, Japah, Tunjunan, Kunduran, Ngawen, Banjarejo, Jepon, Jiken, Sambong, Randublatung, Jati, Kedungtuban, dan Kradenan.
”Satu kecamatan lagi, Kecamatan Bogorejo, saat ini berada di zona kuning (risiko rendah). Ini artinya, tidak ada satupun kecamatan di berstatus zona hijau, yakni kawasan nihil pesebaran covid-19,” pungkas Henny.
Wahono-Riyan