KEDIRI (SUARABARU.ID)– Kopi Arabika sudah dikenali di kalangan penikmat kopi. Dengan sedikit rasa asam, jenis kopi ini jadi favorit penikmat kopi dunia. Namun, bagaimana jika kopi dicampur mangga podang?
Itulah yang dilakukan Faiz Arsyad mahasiswa Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur. Faiz menemukan kombinasi ajaib itu yang kemudian diberinya nama MASCO.
Dan, eksperimen inovatif anak muda ini membawanya ke jenjang prestasi dunia.
Formula kopi dan mangga olahannya itu memperoleh Grand Prize, Gold Medal, dan penghargaan Platinum dari tujuh Negara Benua Eropa, Amerika, dan Afrika.
Satu di antara anugerah itu diperoleh dari International Invention and Trade Expo (IITEXPO), London Inggris (United Kingdom) 2020.
Meskipun dilakukan secara daring, dalam kompetisi itu ia berhasil menyisihkan ratusan inovator dari 60 negara.
“Salah satu yang membuat saya menang adalah mengangkat kearifan lokal, melalui penggunaan bahan baku asli Indonesia.” kata Faiz Arsyad.
Mango Peels Coffee, Innovation of Healthy Arabica Coffee Drinks Based on Zero Waste System (MASCO) merupakan kombinasi ekstrak kulit mangga Podang khas Kediri dengan kopi Arabika, dengan prinsip zero waste/bebas limbah.
Kombinasi kopi Arabika dari lereng Arjuno dengan ekstrak kulit mangga podang menghasilkan kopi nikmat dengan rasa dan aroma mangga.
Mangga Podang, menurut Faiz, adalah mangga khas Kediri.
“Tingginya produksi dan konsumsi mangga menghasilkan limbah kulit yang tidak termanfaatkan. Kulit mangga ini diolah menjadi minuman,” jelasnya.
Hasil riset menunjukkan, kulit mangga podang mengandung senyawa aktif Polyphenols, Alpha Hydorxil Acid (AHA), Amyhocyanins, Flavonoid serta vitamin C dan E.
Dengan durasi proses dalam waktu kurang dari 1 hari, kulit mangga ini diolah menjadi bubuk.
Kombinasi dua bahan ini menghasilkan kopi dengan rasa pahit yang lebih sedikit, dan dapat mengurangi risiko diabetes, kanker, kolesterol dan penyakit jantung koroner.
Minum kopi telah menjadi tren di masyarakat, seiring dengan semakin menjamurnya kedai kopi di berbagai daerah.
Dengan MASCO, maka potensi kopi dan mangga bisa dimaksimalkan, demikian pula pendapatan mereka. Selain itu juga mengurangi limbah.
“Kopi ini dijual dalam bentuk bubuk. Cukup diseduh air panas, kopi ini siap dikonsumsi kapan saja,” tutur Faiz.
Di sisi lain, kopi tubruk di Indonesia mengandung banyak kafein.
“Konsumsi kafein berlebihan dapat berdampak pada kecanduan, pengentalan darah, mengakibatkan serangan jantung dan stroke”, imbuh Faiz, mahasiswa angkatan 2016.
Melalui MASCO, ia menyajikan alternatif kopi bubuk yang dapat dinikmati dengan berbagai manfaat kesehatan, seperti lansir suarabaru.id dari Siberindo.co.
MASCO juga telah bermitra dengan UMKM olahan mangga Podang dan beberapa kedai kopi. Satu kantong kopi mangga 100 gram dibandrol Rp 20.000.
Claudia SB