WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Bupati Wonosobo terpilih Afif Nurhidayat menyatakan perkembangan tehnologi digital pada anak-anak menjadi tantangan tersendiri bagi kalangan orang tua di era dunia maya saat ini.
“Karena hampir tidak ada anak-anak milenial kini yang tidak memegang gadget (handphone) maupun mengakses internet laptope atau tablet. Sebagian besarbanak usia TK, SD dan SMP sekarang pasti punya HP,” katanya.
Afif mengatakan hal itu saat memberikan sambutan dalam acara pembukaan “Musyawarah Daerah (Musda) VII Rifaiyah Wonosobo, di Gedung Rifaiyah Sambon Candimulyo Kertek, Wonosobo, Minggu (26/12).
Dalam Musda VII mengambil tema “Meneguhkan Islam Lugas, Bermartabat Wujudkan Kedamaian dan Keselamatan Umat” itu, hadir Sekda Wonosobo One Andang Wardoyo dan Wakil Bupati terpilih M Albar.
Musda VII juga dihadiri Ketua Dewan Syuro Pengurus Daerah Rifaiyah Wonosobo KH Djasroni Ahmad dan Sekretaris KH Ahmad Sokhaeri, anggota DPRD Fraksi Demokrat Mugi Sugeng serta perwakilan Pengurus Wilayah Rifaiyah Jawa Tengah.
Menurut Afif, jika gadget, laptope dan tablet, dimanfaatkan anak-anak untuk mengakses informasi, mencari sumber belajar dan mengembangkan kreatifitas, sangat baik dan positif sekali.
Perlu Sinergi
“Tapi, fakta hari ini, HP, laptope dan tablet, banyak dimanfaatkan anak-anak hanya untuk bermain game dan ber-media sosial (medsos) yang banyak berefek negatif bagi perkembangan psikologi dan mental anak,” sebut mantan Ketua DPRD itu.
Karena itu, sambung dia, orang tua harus bisa mengawasi, membatasi dan memproteksi anak-anak saat bermain HP. Perlu ada waktu khusus, kapan anak-anak boleh bermain HP kapan dilarang pegang gadget.
“Jangan sampai seharian, terutama anak seusia TK dan SD, hanya bermain game melulu lewat HP. Karena kebiasaan tersebut sangat bahaya bagi perkembangan mental dan psikologi anak-anak,” ujarnya lagi.
Selain menghadapi tantangan perkembangan dunia tehnologi digital, dikatakan Afif, Indonesia juga menghadapi tantangan ideologi berbangsa dan beragama, yang tak kalah serius. Karena kini banyak muncul ideologi radikal dan aksi terorisme di masyarakat.
“Ini menjadi tugas besar organisasi keagamaan, seperti Rifaiyah bersinergi dengan NU dan Muhammadiyah, menampilkan dan menebarkan wajah Islam yang damai, penuh kasih sayang dan cinta kasih,” pintanya.
Wonosobo ke depan juga menghadapi banyak masalah dan tantangan yang butuh solusi cepat. Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Tapi butuh dukungan seluruh elemen masyarakat dan tokoh agama guna mengatasi berbagai persoalan yang ada.
Muharno Zarka